Selasa, 19 September 2017

Sekilas Tentang Hobi...

Hobi itu sebenernya menurut kalian apa sih?

Apakah hobi itu sebuah rutinitas yang sering dilakukan di waktu luang kita? Apakah hobi itu adalah semacam kegiatan rekreasi untuk sekedar menenangkan pikiran? Atau apakah hobi itu cuma sebatas kegiatan yang kita lakuin di saat kita merasa bosan?

Mungkin dari kalian bisa mempunyai definisi dan makna hobi itu masing-masing. Pribadi gue memaknai hobi itu macem-macem. Bukan hanya sebatas kegiatan yang sering gue lakuin tiap hari atau kegiatan penghilang stres. Banyak banget hal yang dapet gue ambil dari melakukan hobi. Ya, salah satunya sebagai wadah bersosialisasi dan bertemu teman baru.

Awalnya gue termasuk orang yang mageran, atau dengan kata lain suka malas-malasan dan suka mengurung diri di kamar. Tiap pulang sekolah gue pasti langsung mengunci pintu kamar dan tidur sampe sore hari. Malam harinya pun sama. Setelah selesai menyantap makan malam, gue langsung naik ke kamar dan mengurung diri lagi. Gituuu aja terus hampir tiap hari. Tapi gue mengurung diri di kamar bukan hanya untuk tidur nyari iler, terkadang juga gue suka baca-baca buku koleksi gue sambil tiduran. Bukan buku pelajaran, tapi gue sering baca buku novel teenlit. Yah ujung-ujungnya juga gue bakalan ketiduran karena mata gue udah lelah membaca. Inti rumusnya gini dah : KAMAR + BAYU = TIDUR !

Kebiasaan buruk gue itu pun akhirnya ditegur keras sama orangtua dan menyuruh gue agar belajar bersosialisasi dengan orang lain, bukan hanya bercengkerama dengan bantal guling di dalam kamar.

Perlahan, gue mulai ikut untuk bergabung di komunitas offroad yang waktu itu papa gue geluti. BJC (Bastari Jeep Club) nama komunitasnya. Setiap sore pasti selalu terdengar suara mesin mobil yang berisik itu dihidupkan. Sebelum siap untuk diturunkan ke lapangan, papa gue sibuk di balik kap mobil. Gue cuman bisa ngeliatin papa mempreteli mesin-mesin, karena gue gak tau apa-apa soal otomotif. Seiring berjalannya waktu dan semakin sering gue ikut kumpul, gue akhirnya diizinkan papa untuk membawa mobil offroad itu sendiri.

Setelah sekian tahun, medan untuk lapangan offroad mulai dialihfungsikan oleh pemerintah untuk proyek pembangunan. Kegiatan rutin gue tiap sore untuk turun ke lapangan offroad menjadi terhenti. Kakak sepupu gue yang melihat gue kembali menjadi anak kamaran, mulai mengajak untuk ikut di komunitas pecinta sepeda. Kebetulan komunitas ini juga diikuti oleh papa. Iya, papa gue memang punya banyak hobi. Hampir semua hobi beliau gue wariskan sampai sekarang ini. Termasuk hobi suka tidur. Ya, itulah alasannya mengapa gue suka tidur-tiduran di kamar. Jadi gak usah penasaran lagi.

Baidewei, komunitas pecinta sepeda itu disebut RACAV (Rantau Cycling Adventure). Agak-agak keren asoy gimana gitu kan namanya. Waktu itu gue enjoy banget gabung di komunitas RACAV. Anggotanya bukan cuma orang-orang dewasa seperti di BJC, tapi ada dari berbagai kalangan usia. Dari anak-anak kecil plestek sampai om-om yang punya istri dua juga ikut di komunitas itu. Disana banyak temen kecil gue dulu bahkan senior gue sewaktu masih di pendidikan. Selama di komunitas itu, gue pernah sekali ikut event Konvoi Penyambutan Piala Adipura Kabupaten.

Di waktu itu gue bener-bener bisa menikmati hobi gue. Gue jadi bisa belajar hidup dari apa yang gue sukai. Namun untuk sekarang ini adalah hal yang berbeda. Seiring waktu berjalan, gue semakin tumbuh menjadi orang dewasa. Waktu yang dulu ada selalu dihabiskan untuk bersenang-senang, sekarang mulai terkikis seiring usia gue yang semakin hari semakin menua. Sekarang waktu yang gue miliki sangat terbatas, gue sekarang udah kerja, sepulang kerja waktu yang gue punya gue manfaatin buat istirahat. Sangat sedikit waktu yang gue punya untuk kembali melakukan hobi-hobi gue.

Untuk kalian yang masih dalam usia muda, manfaatkan lah waktu kalian untuk melakukan hal-hal yang kalian sukai.

Karena ketahuilah,
di usia yang akan datang, beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan ke depan,
kalian akan hanya bisa mengenang hal-hal yang kalian sukai.
Share:

Sabtu, 19 Agustus 2017

Mengenai Perasaan (1)

Jujur saja.

Membuka hati yang pernah hancur itu seperti membuka pintu yang engselnya rusak. Susah untuk diperbaiki, kecuali diganti dengan engsel yang baru.

Masih teringat, ketika pintu masih bisa terbuka dan gue menyilakan seseorang untuk masuk ke dalam hidup gue. Di saat itu gue bener-bener merasa seperti anak kecil yang dikasih mainan. Sangat bahagia sekali.

Beberapa waktu yang gue jalani bersamanya memang tidak lama. Bukan karena gue tidak berusaha. Tetapi, ya, gue memang bodoh. Kenapa tidak bisa memperjuangkan orang yang memang tidak mereka sukai. Bukannya tetap mempertahankan perasaan di ujung tombak yang runcing, gue malah menjatuhkan diri sendiri. Menjauh. Menghindar.

Berharap gue tidak memberikan hati yang lebih dan mencoba agar dia bisa melupakan gue secara perlahan.

Semua itu tidak bisa gue pungkiri, setelah gue terjun ke dalam dunia yang sesungguhnya, kita tetap dipertemukan kembali. Dan sekarang kita seperti dua orang asing yang baru berkenalan. Mengeluarkan kata-kata yang dulu sangat mudah untuk dicerna kita berdua, sekarang seakan itu adalah hal yang sangat sangat haram untuk diucapkan. Gue tidak seperti orang lain yang mudah melupakan seseorang maupun kenangan-kenangannya. Tapi gue adalah orang yang berusaha untuk melupakan.

Entah benar atau tidak, yang gue denger dari adek sendiri, masih ada sedikit rasa perhatian yang muncul. Atau mungkin saja kamu memang cuma sekedar ingin bertanya. Gue tidak tau. Yang jelas, gue mendengar hal itu sempat membuat gue bimbang untuk memulai lagi.

Memulai lagi? Setelah berkali-kali?

Mungkin tidak akan terjadi.
Tapi entahlah, gue sangat bimbang sekarang.

Gue tau persis bagaimana rasanya dikecewakan. Dan itu sakit banget. Bukan cuma sekali kamu dikecewakan, tapi sudah yang kedua kalinya. Gue tau itu sangat berat dan rasa sakit yang dirasakan mungkin masih membekas sampai saat ini. Bahkan mungkin ada selintas pikiran bahwa: "ah, ngapain aku berusaha lagi? toh nantinya aku bakal dikecewain lagi. ini tidak akan terulang untuk yang ketiga kalinya"

Penyesalan itu memang datang di akhir sebuah kisah. Dan itu memang benar adanya. Gue tidak tau bagaimana menghadapi hari ke depan di saat kita berjumpa kembali. Rasa ingin memiliki itu masih ada dalam hasrat di dalam diri gue. Tapi setelah semua yang terjadi... aahhh...

Untuk hati yang pernah dikecewakan, gue minta maaf. Bukan salah kalian atau keadaan yang tidak merestui, melainkan karena kebodohan dan keegoisan diri gue sendiri.

Jujur, gue ingin memutarbalikkan waktu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gue di masa lalu.

Karena sampai sekarang,
gue masih dibayangi oleh begitu banyak rasa penyesalan,
dan mungkin,
kita tidak bisa berbahagia seperti dulu lagi.

mayoritas
Share:

Jumat, 18 Agustus 2017

Isi Sendiri

Meningkatnya jumlah usia seseorang berbanding lurus dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya.



Akhir-akhir ini gue emang lagi sibuk banget. Iya tau gue sibuk terus, terserah lu dah mau bilang apaan. Lu gak tau hidup gue disini kek gimana apa yang gue jalanin, gausah komen sok, gak tau apa-apa lu. Cuman ngandelin sosmed doang. Sambel.

Kadang gue sebel ada orang gituan. Cuman bisa komen-komen mulu ngasih kata-kata pedes yang gak enak didenger telinga gue. Kalo kata gue sibuk ya sibuk, hidup lu aja yang diurusin jangan hidup orang lain. Huh. Garem.

Tapi di sela itu,
gue mau bilang kalau.. masa pendidikan gue di IPDN udah selesai.
Alhamdulillahirabbilalamin.

Ada begitu banyak cerita yang gak sempet disampaikan di blog ini. Bagaimana gue berjuang di masa-masa akhir pendidikan yang sangat rawan akan deviasi. Dari bagaimana gue melewati sidang laporan akhir, berjuang panas-panasan gladi wisuda dan pelantikan setiap harinya, bertahan dalam mata yang berat saat penyampaian stadium general, berbagi suka dan duka di acara malam Gelar Purna Praja, sampai mengalami kepanikan yang amat sangat karena sesuatu hal.

Gue gak mengira kalau tingkat akhir kemaren adalah saat-saat yang super sibuk. Sibuknya gue membuat waktu luang yang ada gue isi dengan istirahat. Selama hari-hari sidang udah kelar, laptop gue terkunci dengan rapat di lemari dan sama sekali gak pernah gue buka. Bahkan henpon cuman gue pake buat dengerin lagu dan gak pernah gue isi dengan notes. Intinya, gue gak sempet bercerita dengan para stalker pembaca.

Dan saat ini pun gue ragu bakal bisa produktif lagi, dengan keadaan gue yang sekarang dan beberapa pekerjaan yang dihadapi sekarang ini. Kalau ada kesempatan, insyaallah akan gue bagi waktu untuk sekedar mengisi postingan, walaupun cuma sedikit.

Oke segitu aja dulu, nanti tulisan cerita gue akan dirapel dalam beberapa hari ke depan. Besok sabtu, dan besok lusa adalah minggu. Semoga hari libur ini bisa gue manfaatin dengan baik. Gue aja sampai saat ini belum ketemu dan kumpul bareng sama temen-temen. Huh..

Oya, catatan tambahan:
Mohon tanggapi dengan bijak dua paragraf yang gue tulis diatas. Bukan menghujat ataupun merendahkan. Karena tidak cukup sekedar kode bagi gue untuk bilang bahwa "GUE TIDAK INGIN DIGANGGU DAN BERHUBUNGAN ROMANTIS UNTUK SAAT INI"
Share:

Minggu, 16 Juli 2017

Hidup Jomblo!

Helo para stalkers.

Udah lama yah ngutak-ngatik blog gue, padahal cuman nemu gue gak posting apa-apa. Haha, salah sendiri sih. Siapa suruh baca tulisan gue diem-diem. Minimal pake surat izin dulu kek kalo mau baca. Jadi gue bakal ngelakuin kalian secara terhormat. Ha, tapi lupakan.

Selama cuti hampir satu bulan kemaren gue gak bener-bener cuti nulis kok. Gue tetep pegang pena dan kertas tiap hari. Gue tetep bawa laptop kemana-mana. Tapi gak gue posting, haha. Biar kalian penasaran aja gue nyimpen rahasia apa lagi.

Tapi ya gak gue ceritain saat magang jadi pedagang kaki lima juga. Itu aib dari aibnya aib. Huehehe.

Eniwei, pas udah balik kampus akhirnya gue gabisa fokus apa-apa. Banyak banget orang-orang yang ngalihin perhatian gue. Pernah ni ya gue sibuk menghayal kan, udah siap buka laptop mau nulis, ada temen gue yang nyamperin ke tempat tidur gue ngajakin ML. ?!?@#? Bukan. Bukan Making Love. BUKAN!! Emangnya gue homo ngapa! Main Mobile Legend maksudnya. Negatip tingking amat si. Hehe.

Gue kan gak terlalu suka game yah, yaudah gue tolak aja kan. Eh dianya keukeuh buat ngajakin gue.

"Bay bikin akun Mobile Legend ayo, biar kita bikin tim rame-rame"
"Ah, nggak deh. Aku gasuka main game"
"Laelah bikin aja dulu, cobain pasti asik bat dah. Aku aja udah siapin paket kuota 2 biji nih buat main"

Ee buseng, sampe beli segitu segala.

"Nggak ah, cari yang lain aja lah sana. Aku malas."
"Yah gak asik kau"
"La terus mau gimana lagi?"
"Halah, kita ML beneran aja kalo gitu."

Dan beberapa minggu kemudian gue didiagnosa hamil gegara temen gue. Haha, najis. Amit-amit.

Ntah kenapa akhir-akhir ini pas gue buka blog, blogwalking orang-orang, liat tulisan-tulisan sebanyak itu, gue bawaannya jadi cepet ngantuk. Kayak ada huruf-huruf yang bisa ngehipnotis gue buat bikin mata gue merem seketika. Gue tetep nahan biar gak ketiduran, tapi semakin gue fokus semakin gue terlarut dalam asmaranya. Cailah.

Sama kayak akhir-akhir ini gue kalo ngubungin orang. Semakin gue fokus buat serius, tapi ya gue jadi malas aja gitu. Kayak pengen balas satu kalimat dua kalimat aja abis itu udah, selesai. Gue gak pengen bales chat ataupun telponan lama-lama. Dulu si iya gue pernah telponan, nempelin hape di telinga berjam-jam sampe tai telinga keluar-keluar, tapi sekarang yaaa, gitu deh. Rasanya malas aja. Kayaknya gue udah bener-bener ngerasa nyaman sendiri dah. Gak pusing ngurusin hidup orang lain. Percuma. Gaguna.

Gue inget satu kalimat:
Kalo mau selamat di dunia ini, selamatkanlah diri sendiri terlebih dahulu.

I'm so happy to be alone.
Hidup jomblo!

Yo'i.

mata gue udah minus tuh pas nulis
Share:

Minggu, 25 Juni 2017

Maafin Gue Ya

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438H.
Mohon maaf lahir dan batin.
Maafin gue ya kalo banyak salah.
Ya emang banyak salah si, kan manusia itu tempatnya salah dan lupa.
Kita berbuat salah dulu, pura-pura lupa, baru deh minta maaf. Hehe.


Share:

Sabtu, 24 Juni 2017

Membedah Naskah

Barusan gue nemu ini di meja belajar:


Dari fotonya udah pada tau kan itu apa.
Tapi bagi yang matanya rabun dan buta aksara karena kebanyakan liatin mantan, gue bakal ngasih tau kalo itu adalah naskah drama sewaktu gue masih SMA dulu. Yang pernah baca-baca cerita gue pas SMA pasti tau kalo gue pernah dapet tugas bikin film dari sekolah. Nah, ini adalah naskahnya.

Naskah ini sebenernya bukan gue yang nulis, tapi salah seorang temen gue yang ada di kelompok. Sebagian besar isi di dalamnya adalah hasil pemikiran temen gue. Gue cuman nyumbang sedikit haha hihi aja, biar ada kesan humornya dikit. Setelah dipikir-pikir, kenapa gak gue masukin blog aja yah. Tapi kalo dimasukin ke blog, gue masih ragu karena gaya penulisan di dalam naskahnya masih dalam bentuk format dialog, bukan naskah skenario film yang seharusnya.

Untungnya, gue sempet dapet sedikit ilmu penulisan skenario film dari salah seorang temen gue yang memang berbakat dalam hal itu. Dan gue akan mencoba membedah naskah ini menjadi sebuah naskah skenario film yang memang layak untuk dipublikasikan.

Mengingat naskah ini tidak cukup tipis, maka akan membutuhkan waktu yang cukup banyak pula untuk membedahnya. Gue akan mulai menulis siang nanti, gue butuh istirahat dulu karena dari tadi sampe sahur belum tidur.

Oke, sampai ketemu di postingan selanjutnya.
Selamat berpuasa di hari terakhir ya.
Jangan lupa bangunin gue, kalo gue kebablasan lagi.
Share:

Jumat, 23 Juni 2017

Arti Dewasa

Dewasa.

Membaca kata tersebut pasti membuat pikiran kita mengarah kepada orang yang sudah tua. Padahal, kata dewasa mengandung makna yang sangat luas sekali, tidak hanya sebatas orang yang mempunyai pemikiran yang matang.

Dalam kehidupan sehari-hari,
banyak yang bisa kita ambil maknanya dari arti kedewasaan.

Misalkan
Share:

Rabu, 21 Juni 2017

Ini Postingan Pas Gue Udah Nyampe Rumah

Kalau ditanya udah cuti ngapain aja,
gue bakal bilang kalau....ah gausah pake tanya lagi lah ya, udah pada tau juga.
Dengan tidak terbukanya pintu kamar gue di pagi hari, kalian udah bisa menyimpulkan sendiri.
Hahaha.

Dateng-dateng ke rumah nyampe tengah malem, gue langsung tepar. Capeknya si bukan karna nyetir selama dua jam sampe Rantau, tapi karna gue terlalu banyak ngangkut oksigen ke otak alias kekenyengan. Wong kowe ra puasa, muehehehe. Kan musafir.

Jujur, gue seneng banget bisa pulang cuti ketemu keluarga. Gue sering ngerasa kasian sama temen-temen gue yang gak bisa pulang karena alasan finansial. Katanya nanggung pulang cuman 3 minggu, orang bentar lagi juga mau lulus bulan agustus nanti. Jadi mereka lebaran dimana? Ya di tempat orang. Jauh dari keluarga. Dan yang jelas, harus bisa mengikhlaskan hati gak bisa ngerayain hari raya lebaran bersama orangtua.

Gue bersyukur banget udah dikasih kesempatan dan rezeki buat pulang tiap kali ada cuti. Ketemu dengan sanak keluarga itu momen yang paling dinanti banget. Apalagi ini bulan Ramadhan yang konon katanya bentar lagi udah mau lebaran. Kalo gue gak pulang, gak dapet THR lah gue. Haha.

Asik-asiknya tidur kan, menebus waktu karena
Share:

Minggu, 18 Juni 2017

No (Girl)Friend, No Trouble!

Apa sih arti teman menurut pandangan kalian?

Gue sih simpel: orang yang selalu ngerti keadaan kita dan orang selalu ada buat kita. Jadi gak ada batasan, entah itu harus cewe, cowo atau seorang gay sekalipun.

Semenjak satu tahun berjalan ini, gue udah nyaman dengan berteman, dengan siapa saja. Gak ada yang ngelarang gue. Gak ada orang yang harus membatasi gue buat ngelakuin hal apapun. Enak aja gitu, bisa kenal dan dekat sama siapa aja. Gue kumpul-kumpul sama temen gue gak harus takut tuh ada yang bakal cemburu ato negatip tingking sama gue. Jempol kebawah kalo ada orang seperti itu.

Tapi yang gue rasain belakangan ini, gue berteman seakan memberi suatu harapan untuk beberapa orang. Gue gak ada maksud untuk mencari pacar dengan sok-sok akrab dengan orang. Nggak! Nyatanya sekarang, orang lain malah menganggap gue 'berbeda' di hati mereka.

Oke, sekarang gue tanya. Apakah
Share:

Jumat, 16 Juni 2017

The Last Cuti

Akhirnya cuti, yeaaaay..
Mari kita sorak-sorak bergembira. Syalalala dubidubidam..

Ini adalah cuti terakhir gue selama masa pendidikan. Di cuti kali ini pula gue udah punya banyak schedule yang kayaknya bakal jadi wacana aja. Hehe, udah pada tau juga lah ya apa yang akan terjadi kalo gue udah tiba di rumah, yaaa paling mentok-mentok gue hibernasi di rumah seharian.

Tapi nggak dah kayaknya.
Dari kemaren, udah banyak undangan dari para
Share:

Rabu, 14 Juni 2017

Aku Berubah.. Menjadi Seekor Rubah

Gue tau dan yakin banget, orang-orang gak bakalan kaget kalo baru-baru ini muncul notif di situs blogger mereka dengan tulisan 'Bayulicious'. Dan gue berani bersumpah, gue tau persis argumen mereka terhadap gue dan tetap sama gak akan pernah berubah sampai akhir zaman.

"Dari mana aja lu bay?! Orang nungguin update curhatannya elu eh, hampir tiga bulan gak nongol-nongol!"
"Gua tau, gua tau banget nih, pasti dia malas lagi. Yakan bay? Ngaku aja dah lu! Dasar jahanam!"

Oke oke santai, woles bero.
Tapi, yaaah, memang begitulah kenyataannya. Hehe.
Gue gak akan minta maap, karena kayaknya udah beribu-ribu kali gue bilang gituan. Jadi maklumin aja. Kalo udah bosen, yaudah, cari aja penggantinya sono, yang lebih baik dan yang lebih pengertian ketimbang diriku.

Huft, gue merasa gue udah gak produktif lagi sekarang. Dulu
Share:

Rabu, 10 Mei 2017

Info Penting

Gue pengen menceritakan sesuatu hal yang sangat.... hal ini mungkin akan berdampak buruk terhadap masa depan gue dengan orang lain. Gue udah mencoba meyakinkan diri gue untuk tetap tabah dan sabar dalam menghadapi hal ini. Kedua orang tua gue sempet memberikan sebuah nasehat yang sangat bijak. Mereka bilang: mungkin rezeki kamu memang sudah habis dan putus disana.

Ada seseorang yang saat ini, mungkin di dalam beberapa waktu ke depan akan merasa sangat kehilangan. Dia sempat bertanya, apakah ini menyangkut dengan diriku? Dan saat itu gue jawab, iya, kamu ada di dalamnya, tapi hanya 1% dari 100% hal ini melibatkan dirimu. Dia terdiam. tidak tau harus berkata apa.

Beberapa orang lain juga mungkin akan bertanya-tanya di dalam diri mereka, kemana Bayu? Di dalam hati, gue mencoba untuk mencari kata-kata yang enak untuk diucapkan. Bagaimana bisa, setelah sekian lama waktu berjalan, gue bisa meninggalkan orang-orang yang ikut memberikan warna dan cerita di dalam kehidupan gue. Sekali lagi, orang tua gue bilang: sabar, ini hanya sebuah cobaan, ini hanya tentang bagaimana kamu bisa belajar untuk mengikhlaskan.

Di malam itu, setelah menelpon orang tua, gue mencoba untuk mengutarakan semuanya. Mencoba untuk memberi tahu mereka apa yang sebenarnya terjadi dan membuat gue sedikit murung memikirkan hal yang sangat menyakitkan ini.

Gue mengumpulkan niat dan sedikit keberanian gue untuk menekan tombol hijau di henpon kecil gue. Berharap dengan dimulainya komunikasi ini, setidaknya, mereka mengetahui kenyataan yang sebenarnya dan tidak akan terjadi kesalahpahaman.

Ehm.

Jam menunjukkan pukul 18:42. Komunikasi itu pun dimulai.
Gue udah siap untuk memulai pembicaraan ini.
Dan tekad gue sudah bulat.

Kira-kira beginilah yang gue ceritakan:

aku minta maaf, kalau seharian ini aku tidak ada memberi kabar apapun kepada kalian semua. bukannya aku sombong, tetapi ada 'sesuatu' yang membuat aku mau tidak mau harus melakukannya. pada kesempatan ini, aku bilang sesuatu yang mungkin tidak mengenakkan hati kalian. aku menghubungi kalian, agar memberi tahu yang sebenarnya, supaya kita tidak saling salah paham. ehm.

aku bakal bilang, ehm..aku berharap disana kalian menyiapkan tisu, buat jaga-jaga kalau aku menceritakan hal ini kalian akan merasakan kesedihan yang amat sangat dan mengeluarkan air mata.

aku bakal bilang kalau...
hape android gue hilaaaaaaanggggggg!!!!
hhuuwwwaaaaaaaaaaaaaa

Antiklimaks.
Share:

Jumat, 14 April 2017

A Thousand Suns - Sebuah Cerita Tentang Ketakutan Akhir Dunia

Let's get out of the box!

Seperti yang kalian tau, gue adalah orang yang suka banget dengan cerita. Entah itu membaca cerita ataupun mendengarkan sebuah cerita. Gue membuat blog ini pun dengan tujuan adalah untuk bercerita kepada pembaca semuanya tentang daily life gue.

Mendengarkan dan mengetahui sebuah cerita tidaklah hanya lewat media tulisan seperti buku, novel, majalah, ataupun sebagainya. Tetapi bisa juga lewat sebuah nada-nada yang berisikan sejumlah pesan di dalamnya, yaitu sebuah lagu. Bagi sebagian orang, lagu adalah sebuah media untuk mencurahkan isi hati kepada orang yang mendengarnya. Namun, bagi sebagian orang ada juga yang berpendapat bahwa lagu adalah sebuah media untuk menceritakan sesuatu. Nah, begitu halnya dengan Linkin Park.

Linkin Park membuat keseluruhan lagu dalam A Thousand Suns membentuk satu tema khusus atau sebuah jalan cerita. Inilah yang disebut sebagai album konsep. Tiap-tiap track dalam A Thousand Suns direkayasa sambung-menyambung, baik irama maupun liriknya. Dari 15 track yang ada, hanya 9 track yang benar-benar lagu berlirik. Sisanya adalah interlude yang berisi sedikit/tanpa lirik, juga rekaman pidato-pidato terkenal dari J. Robert Oppenheimer, Mario Savio, dan Martin Luther King Jr. Dan disinilah maksud dari semuanya, bahwa A Thousand Suns mempunyai sebuah cerita yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya, bukan hanya sekedar lagu semata.

Kalau disimak baik-baik dari lagu pertama sampai dengan terakhir, A Thousand Suns menyuguhkan sebuah cerita tentang ketakutan manusia pada akhir dunia mengenai perang nuklir. Berikut interpretasi gue :

Share:

Sabtu, 18 Februari 2017

segera...

Sebuah tulisan harian bisa membuat pikiran kita mengingat kejadian sehari-hari yang pernah kita lewati, dan bisa mengenang hal-hal manis apa yang pernah kita dapet di masa lalu.

Sampai saat ini,
gue masih suka baca-baca tulisan Bayulicious dari postingan awal pertama kali gue merintis di dunia blog hingga sekarang. Agak aneh juga rasanya, di awal-awal tulisan gue slengean dan ancur banget. Gue bacaaaa terus sampai postingan tahun 2016, terlihat udah sedikit berbeda dan dewasa. Walaupun terkadang, tulisan-tulisan gue itu masih nunjukin kalo gue rentan labil.

Setalah gue buka-buka, ada puluhan draft yang belum selesai ditulis. Isinya kebanyakan tulisan-tulisan gue yang tertunda dan gak bisa gue lanjutin lagi waktu itu. Kadang ada waktu dimana gue gak bisa fokus apa-apa, dan gue biarkan tulisan gue gak selesai. Satu jam dua jam gue biarkan, sehari dua hari.. hingga tanpa sadar gue lupa buat ngelanjutin nulis lagi. Yang parahnya, gue pernah waktu itu
Share:

Selasa, 14 Februari 2017

Wejangan Perpisahan

Gue memberhentikan motor gue tepat di depan sebuah kantor yang berada di kawasan pasar raya rantau. Kantor itu sudah tutup, karena saat itu memang sudah lewat jam kerja. Gue terdiam sesaat dan mulai berpikir dengan keras, 'astaga, bagaimana ini? besok sudah harus diserahkan!'

Gue mengambil henpon di saku celana, dan mulai mencatat nomer telepon yang terpampang di spanduk kantor itu, kemudian langsung menelponnya.

'Bang, barang saya udah datang belum? besok sudah harus diserahkan soalnya.'
'Oh belum mang, paket barang baru datang malam ini.'
'Oh gitu. bisa tolong kabarin saya aja ya kalo barangnya udah datang. biar saya langsung ambil'
'Oke bisa, jam 11 nanti malam ambil kesini'

Malam itu, gue nungguin kabar dari pihak JNE. Setelah barang udah gue terima, gue berkata dengan mantap:
Share:

Jumat, 27 Januari 2017

Nyampah Gaguna

Selama gue menjadi seorang manusia yang dikaruniai sebuah hati dan perasaan oleh Tuhan,
gue hampir selalu suka diam-diam sama cewek. Ketika melihat ada cewek lewat, biasanya gue cuman butuh pandangan sekejap seperti kecepatan cahaya, lalu tiba-tiba..zleebb, gue langsung jatuh cinta. Biasanya pula, ketika udah berani nyoba ngubungin mereka, gue dikacangin habis-habisan. Kalaupun ada, yang bales direct message ke gue malah bidan-bidan gatel entah darimana.

Tapi, gue pernah deket dengan seseorang, dengan kecepatan lebih lamban dari biasanya.
Malam ini kembali mengingatkan gue pada tahun 2013,
dimana waktu itu
Share:

Kamis, 26 Januari 2017

Huuuuaaaaahhhh..

Huaaaaaaaahhh..

Kabar gembira nih gaes.
Setidaknya buat gue. Senangnya hati ini turun panas demamku. Syalalala....
(bentar nyanyi dulu)

Jadi ceritanya dari kemaren hingga hari ini gue seharian diem di kantor, untuk mem-proofread laporan gue. Gak tau proofread itu apa? Proofread itu bahasa sederhananya adalah proses mengecek ejaan, tata letak, dan hal-hal yang perlu diperbaiki dalam sebuah tulisan. Ngoreksi gitulah. Tujuannya supaya tulisan di dalam sebuah karya benar-benar bebas dari kesalahan.

Sebenernya dari kemaren gue udah ngoreksi semua hasil tulisan gue, berharap dapet yang bisa diperbaiki. Tapi sampai hari ini, masih adaaaa aja tulisan-tulisan yang gue tambahin. Itu artinya, semakin banyak tulisan gue, semakin banyak pula yang kudu dikoreksi. Huaaaaahhh.. padahal gue
Share:

Minggu, 22 Januari 2017

Libur + Weekend = ?

Udah berjalan satu minggu sejak hari senin gue masuk kantor buat magang dan penelitian.
Dan alhamdulillah, segenap pegawai dan pimpinan menyambut kehadiran gue dengan hangat.
Baidewei, gue magang di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kalo bahasa gaulnya itu, DP3A.

Tiap kali gue bilang magang di DP3A, temen-temen gue pada nanya:
"kenapa jadi ngambil magang disana? emangnya lu mau meneliti apaan?"
Dengan santai dan penuh percaya diri, gue ngejelasin: "gua itu ya mau memberdayakan para kaum perempuan yang masih membutuhkan cinta dan kasih sayang dari para lelaki, jadi gua bakalan terjun di lapangan ke tempat lokalisasi gitu..".

Temen-temen gue langsung melongo:
"Goblok!"

Tapi enggak, gue enggak bener-bener ngambil soal perempuan. Gue meneliti tentang
Share:

Kamis, 19 Januari 2017

Amanat Siang Ini

Banyak orang yang bilang,
apa yang kita dapet dan pelajari di kampus,
berbeda jauh dengan apa yang kita terima di lapangan.

Bukan hanya soal akademisi dan teori,
di lapangan, ketika sudah bekerja, sangat sedikit teori-teori yang dapat kita aplikasikan saat udah kerja nanti. Sangat sedikit, dan itu mungkin hanya beberapa persen.

Di kampus,
gue kemakan oleh doktrin 'udah..gak usah kuliah, lagian juga nanti gak ada gunanya pas kita kerja nanti'. Yak, dan itu berhasil masuk dan menjalar ke dalam otak gue. Di saat temen gue yang rajin banget belajar, ngajakin gue masuk kelas,

"Ayo, ayo..kuliah, udah jam berapa ini?", ngampirin gue yang lagi enak-enakan tiduran di kasur,
"Bay, bay, ayo bay kuliah.."
Share:

Selasa, 17 Januari 2017

Garis Line?

Seperti biasa,
kalo ada ajakan buat ngumpul dengan teman-teman,
kecepatan gue ganti baju bisa melebihi kecepatan peserta Bagi Rezeki.

Minggu malam kemaren,
ketika lagi asik santai di tempat tongkrongan, kemudian ada seorang pengamen yang datang,
lalu dengan lagak sok gitaris handal bak Steve Aoki dia mengangkat gitar.

Mr. Pengamen: Permisi Mas...
Gue dan teman-teman yang lain hanya melihat dan menganggukan kepala sambil senyam-senyum.
Bukan, bukan karena si pengamen ini cantik mau kita godain, tapi karena pengamen ini katanya orang pendatang dan suka minta-minta rokok kalo gak dikasih secengan.

Temen gue pernah cerita, dia sering liat tuh pengamen pas dia lagi asik nongkrong di Banjarmasin, yang jaraknya sungguh lumayan untuk ukuran seorang pengamen yang sekarang gue liat ini. Kurus, sedikit kecil, dan kumal. (pengamen emang kayak gitu kali yah..). Pernah juga ada temen gue yang bilang pas dia lagi nyantai di Indomaret, terus dia disamperin sama si pengamen ini. Dengan gaya seorang gitaris terkenal dan funky,
Share:

Selasa, 10 Januari 2017

Rekap Agenda Yang Udah Gue Lakuin Sebelum Magang

Bagi yang belum tau kenapa gue ngepost foto di Ig pake "preman", iya, gue udah cuti.
Bagi yang belum tau kenapa gue masih ada di rumah sedangkan yang lain udah pada masuk kampus, iya, gue cuti dilanjutin magang satu bulan.
Dan bagi yang belum tau kenapa gue masih belum punya anak, iya, gue belum nikah. Dasar bego.

Seharusnya dua minggu kemaren pas udah cuti gue nyelesein tugas ngadep dan ritual berbagi kalender tahun baru, gue juga belum mulai nulis Bab IV yang seharusnya udah dimulai bulan ini, belum juga ngadep buat izin magang. Tapi kok rasanya males banget yaaaah. Gak semangat!

Memang pas masih di kampus pengennya pas udah cuti nanti mau ngelakuin ini-itu. Mau agendain acara ini, ini, dan ini tanpa ada rasa bosan jenuh segala macem. Tapi pas udah cuti, dan pulang ke rumah, planning itu semuanya gagal. Semuanya hanya wacana. Gue terlena dengan kenyamanan rumah.

Eniwei, hari ini gue mau quick update aja:
Share:

Jumat, 06 Januari 2017

Instagramku Malang, Followersku Sayang

Oh ini udah tahun baru yah?
Gue baru nyadar, pas nulis postingan sebelumnya, udah ada angka 7 di belakang tahun.
Hehe, Happy New Year 2017 ya pembaca... Semoga di tahun ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, better and getting better, better gurih renyah dan coklatnya tebel abis.

Mau cerita dikit.

Ketika gue masih berada di suatu daerah berinisal SOC, gue rajin-rajinnya nulis. Terutama di blog ini. Gak sedikit temen-temen gue mulai tahu akan keberadaan blog gue. Kebanyakan dari mereka cuman numpang lewat aja sih. Tapi nggak papa, itu pun udah bikin gue seneng karena bisa bikin mereka sedikit terhibur dengan tulisan-tulisan gue yang gak jelas.

Dari dulu, bahkan sampai sekarang, gue selalu dikomentari:
"kok kamu alay banget sih.."

Akhir-akhir ini juga gue sering dikomentari sama temen-temen karena gue selalu eksis di sosmed Instagram. Mereka bilang: "memang, abang hits ini tidak ada duanya", "bang bay praja hits, masuk ipdn_nusantara terus, jangan-jangan kamu adminnya yah", "mas praja alay hitz wkwk", "model instagram hahaha", "soker (sok keren)".

Helooo, gue bilang aja dengan penuh percaya diri sambil melambaikan tangan ala pejabat: "makasih fans gueeeeeh.." Buahahahaha.

Beberapa hari yang lalu,
Share:

Kamis, 05 Januari 2017

Primo

22:15
15/12/2016

Postingan berikut adalah draf tulisan dari catatan di hape satu bulan yang lewat, sebelum gue bisa benar-benar melakukan hal paling sulit dalam hidup: MOVE ON

Beberapa waktu yang lalu,
di kampus, salah seorang teman bertanya sesuatu kepada gue, dia bilang:
"kamu masih bawa DSLR yang kemaren ya ke kampus?"

Gue jawab, "Iya, masih. Kenapa emangnya?"

DSLR yang dimaksud temen gue itu adalah kamera digital yang sempet gue bawa sewaktu di kampus regional kemaren. Waktu itu ada temen gue yang mau ngejual DSLR nya, baru pakai sebulan, tapi kondisinya masih bagus banget. Jelas gue tertarik, dan gue beli DSLR itu dengan cara nyicil uang saku gue.

"Masih aku bawa kok..", gue melanjutkan, "kenapa?"
"Wow", dia menepukkan tangannya, "kamu emang gak berubah ya.."
"Gak berubah apa maksudnya?"
"Kamu orang yang romantis..aku tau."
"Romantis?", gue mengerutkan kening,
Share: