22:15
15/12/2016
Postingan berikut adalah draf tulisan dari catatan di hape satu bulan yang lewat, sebelum gue bisa benar-benar melakukan hal paling sulit dalam hidup: MOVE ON
Beberapa waktu yang lalu,
di kampus, salah seorang teman bertanya sesuatu kepada gue, dia bilang:
"kamu masih bawa DSLR yang kemaren ya ke kampus?"
Gue jawab, "Iya, masih. Kenapa emangnya?"
DSLR yang dimaksud temen gue itu adalah kamera digital yang sempet gue bawa sewaktu di kampus regional kemaren. Waktu itu ada temen gue yang mau ngejual DSLR nya, baru pakai sebulan, tapi kondisinya masih bagus banget. Jelas gue tertarik, dan gue beli DSLR itu dengan cara nyicil uang saku gue.
"Masih aku bawa kok..", gue melanjutkan, "kenapa?"
"Wow", dia menepukkan tangannya, "kamu emang gak berubah ya.."
"Gak berubah apa maksudnya?"
"Kamu orang yang romantis..aku tau."
"Romantis?", gue mengerutkan kening,
gue gak ngerti korelasi antara bawa DSLR ke kampus dengan romantis, "romantis apa maksudnya, aku gak ngerti deh."
gue gak ngerti korelasi antara bawa DSLR ke kampus dengan romantis, "romantis apa maksudnya, aku gak ngerti deh."
"Iya, maksudnya kamu orang yang romantis suka mengabadikan momen-momen dalam hidup."
"Oh itu.. iya aku emang suka dengan foto," gue membenarkan posisi duduk gue, "karena buat aku sih, selain tulisan, foto adalah rekam jejak hidup yang paling abadi, jadi gak bisa buat kita lupain."
"Wow", dia tersentak kagum, "jadi memori bisa lupa ya..?"
"Memori apa? Memori kamera maksudnya?"
Sekali lagi gue gak ngerti, karena memang waktu itu gue baru sembuh dari sakit demam. Jadi wajar aja agak gak nyambung dikit.
"Memori, kenangan. jadi kenangan-kenangan yang kemaren sama..."
Gue langsung memotong, karena sadar arah tujuan pembicaraan ini, "Memori, ingatan, atau kenangan apapun itu yang ada di kepala kita, itu bisa hilang kapan aja, seiring dengan berjalannya waktu."
Tapi, kemudian, gue tertegun.
Terdiam.
Merenungkan sendiri apa yang baru saja gue omongkan.
Timbul sebuah pertanyaan yang sampai saat ini masih tidak bisa gue jawab: kalau kenangan bisa hilang kapan saja, tapi kenapa kenangan yang telah tertulis selama beberapa tahun ini susah sekali untuk dilupakan?
Sepertinya,
gue sangat membutuhkan sakit gue kembali, sakit yang sebenarnya.
Alzheimer mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar