Gue sering ngerasa addict dengan orang yang gue sayang, kangen banget kalau gak ketemu dan bisa sama-sama untuk waktu yang cukup lama. Ngerasa sayang, sampai-sampai kalau ada orang yang ganggu-gangguin dia gue bakalan dengan galak teriak "Engga boleh! Mau apa kau gangguin dia?!". Perjalanan panjang dan pengorbanan lebih untuk menjalin hubungan, setelah dipikir-pikir, udah lebih dari cukup untuk merasakan sebuah kenyamanan dengan pasangan kita masing-masing.
Namun, menjalin hubungan dengan orang yang berbeda prinsip dengan kita mempunyai satu kriteria khusus: sanggupkah kita, setelah membaca lembaran demi lembaran hidup masing-masing, mengenal diri masing-masing lebih dalam, tumbuh bareng, komitmen untuk bersama dalam hubungan yang lebih serius, dan pada akhirnya, dipertemukan dengan sebuah pilihan yang dilematik. Kita hanya bisa diam, gak tau apa yang harus dilakukan, karena tidak ada satupun yang bisa ditentang. Sanggupkah kita, berdua untuk bergandengan tangan saja dalam sebuah perbedaan? Sanggupkah kita, untuk sesaat saja berada dalam suasana sunyi yang penuh kenyamanan?
Sanggupkah?
Pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan jawaban simpel seperti: "Kalau emang gak bisa dan gak mampu, jangan dipaksakan, cari aja yang baru, mungkin dia belum jodohmu". Well, tapi untuk direnungkan, dan dipikirkan, "Bukankah perbedaan itu diciptakan untuk dipersatukan?"
Dan pada akhirnya, kita hanya bisa berkata, "Oh, bagaimana kalau kita tulis dan ukir kisah kita berdua sendiri. Cerita dari hasil pemahaman kita atas diri masing-masing, dan ekspetasi apa yang mungkin nanti terjadi".
Namun, menjalin hubungan dengan orang yang berbeda prinsip dengan kita mempunyai satu kriteria khusus: sanggupkah kita, setelah membaca lembaran demi lembaran hidup masing-masing, mengenal diri masing-masing lebih dalam, tumbuh bareng, komitmen untuk bersama dalam hubungan yang lebih serius, dan pada akhirnya, dipertemukan dengan sebuah pilihan yang dilematik. Kita hanya bisa diam, gak tau apa yang harus dilakukan, karena tidak ada satupun yang bisa ditentang. Sanggupkah kita, berdua untuk bergandengan tangan saja dalam sebuah perbedaan? Sanggupkah kita, untuk sesaat saja berada dalam suasana sunyi yang penuh kenyamanan?
Sanggupkah?
Pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan jawaban simpel seperti: "Kalau emang gak bisa dan gak mampu, jangan dipaksakan, cari aja yang baru, mungkin dia belum jodohmu". Well, tapi untuk direnungkan, dan dipikirkan, "Bukankah perbedaan itu diciptakan untuk dipersatukan?"
Dan pada akhirnya, kita hanya bisa berkata, "Oh, bagaimana kalau kita tulis dan ukir kisah kita berdua sendiri. Cerita dari hasil pemahaman kita atas diri masing-masing, dan ekspetasi apa yang mungkin nanti terjadi".