Sabtu, 30 Mei 2015

Sebuah Wacana

Pernah terpikir ingin menuliskan sebuah cerita.
Cerita dimana masa itu bermula, dan dimasa itu belum ada seorangpun yang tau.
Karena gue tau, terkadang, ingatan atau memori di kepala bisa hilang kapan saja.
Dengan cerita yang akan gue tulis nanti, gue berharap hal yang terjadi dalam kehidupan gue bisa kekal, dan entah suatu hari nanti mungkin akan menjadi sebuah kenangan yang terbuka kembali.

(skip)
Share:

Rabu, 27 Mei 2015

Minggu, 26 April 2015

Selasa, 07 April 2015

Sabtu, 04 April 2015

Post After Brokenheart

Terkadang,
patah hati bisa membuat seseorang susah tidur.

Tengah malam kemaren, gue baru ngalamin patah hati. Gue baru saja berpisah dengan hati yang sudah menemani gue selama 5 bulan. Tepat hari ini, tanggal 4 dini hari, sebenarnya adalah tanggal kebahagiaan kita berdua. Akan tetapi hari ini, tanggal itu telah menjadi tanggal terakhir kita.

Sambil menulis ini, gue mendengarkan lagunya Rick Price yang berjudul Heaven Knows. Gak tau kenapa, nulis sambil mendengarkan lagu tersebut ngebuat gue ngerasa sedih, melancholic, dan ada hasrat untuk nulis sesuatu. Ada banyak perasaan yang pengen gue keluarin, gue pengen cerita, yang tidak bisa gue definisikan perasaan seperti apa itu.

Di tengah perasaan yang campur aduk, gue mulai menulis. Huruf demi huruf, merangkai kalimat menjadi paragraf, dan tanpa gue sadari, gue larut dalam kata-kata. Lalu gue menyenderkan badan ke kursi. Gue buka lagi received call dan sms dia malam itu,. Gue terdiam, meresapi dan mencoba memahami apa maksud dari sms itu. Gue baca ulang, rasa sedih yang amat sangat menggelayuti pikiran dan perasaan gue. Gue begitu rapuh.

Gue menulis, menulis, dan menulis. Sampai capek menulis, gue ngeliat ke langit-langit kamar... merenung sendirian. Disinilah gue: jutaan kilometer dari rumah, menulis tentang seseorang yang baru saja pergi. Seseorang yang telah membuat hati gue dipecahkan menjadi ribuan serpihan kecil, yang lalu coba gue kumpulkan kembali. Yang gue coba, perlahan-lahan, bentuk kembali...untuk menata kembali hati gue yang telah hancur.

Gue melihat jam, sudah jam dua pagi. Lalu gue mencoba untuk melupakan semua tentang hal itu, tapi tetap, gue tidak bisa. Tidak berapa lama, gue membuang waktu dengan mengedip, mencoba untuk tidak berpikir apa-apa. Gue menaruh handphone, lalu dengan malas tiduran di atas tempat tidur.

Sepuluh, dua puluh menit,
waktu berlalu,
gue masih gak bisa tidur.

Mungkin memang benar.
Terkadang, patah hati bisa membuat seseorang susah tidur.
Share:

Jumat, 03 April 2015

H O M E

Kutembus waktu penghalang jarak antara aku dan kau serta ruangan bertatap muka
Dimana dimensi raga dan jiwa sebarkan aroma positif dari rasa ke rasa
Lalu melepas cinta dengan sentuhan akhir
Ku pulang kembali walau detik terakhir
Ku tulis perih dan luka layak Neruda
Kau rekam suka cita di dalam dada

Masih jadi diri sendiri yang berjuang
Jalan panjang berliku aku harus tetap tenang
Ukur kemampuan jalani proses panjang
Saat menuju rumah aku kan tersenyum lapang
Menjemput impian tinggi di dalam kamar
Sketsa mimpi masa lalu kian berakar
I was stuck, and I'll keep on dreaming
The place I started, I'm going home...

Tetap ambisionis mencari arah tujuan hidup
Meski ironis langkah tegap takkan bungkuk
Melesat kencang dari pistol berpelatuk
Menuju titik akhir sebagai petunjuk
Kuharap cinta akan mengawalku pulang
Pada rangkulan rembulan dan bintang
Dimanakah akhir dari perjalanan panjang?
Kapankah waktu "Selamat Datang"?

Memang,
lebih nyaman berada di rumah sendiri.
Share:

Kamis, 19 Maret 2015

Somebody New

02/27/2015

Baru saja gue menutup halaman terakhir buku yang gue baca. Salah satu bab di dalamnya menceritakan tentang bagaimana tentang kita yang dulunya suka, bahkan cinta sama seseorang, pas sudah kembali lagi, semuanya sudah terasa berbeda.

Ini yang gue rasain belakangan ini.

Gue udah lama putus sama mantan pacar terakhir gue. Lama banget malahan. Sekitar hampir dua tahunan. Dan gue udah bisa move on, gue udah bisa lupain semuanya yang terasa sangat bodoh buat gue. Akan tetapi akhir-akhir ini, dia (baca: mantan), sering nginbox gue bahkan nelpon gue, yang tentu gue biarkan tanpa jawaban. Engga tau kenapa, dia jadi sering ngubungin gue bahkan sebenernya gue engga mau. Gue engga mau kembali terbawa ke masa lalu gue yang udah lama lewat. Bagi gue, itu semua hanya bayangan hitam di hidup gue. Gue udah berubah, dan mungkin, dia juga udah berubah. Ada suatu perasaan dalam diri gue yang tidak bisa utuh seperti dulu lagi.

Dan sekarang,
gue udah bersama orang lain.

Orang lain yang bisa membuat gue "lebih nyaman". Orang lain yang bisa "lebih mengerti" gue. Orang lain yang membuat diri gue "lebih dari sebelumnya". Sama, seperti prinsip gue dulu, apabila gue udah nemuin tempat yang nyaman, gue engga mau nyari tempat lain lagi. Kalaupun ada, mungkin tempat itu tidak senyaman yang sekarang.

Terimakasih untuk seseorang yang sudah hadir dalam kehidupan baruku...

Choirunnisa Ika Harjanti
Share:

Selasa, 24 Februari 2015

Difference ≠ Forbidden

Mohon izin kepada GPearl, pemilik akun blog kisahkuceritaku13, saya meminjam salah satu tulisannya untuk saya pajang di blog ini. Postingan tentang Cinta Tapi Beda itu sangat bagus, dan yang pasti, itu terjadi juga pada realita kehidupan saya. Maka dengan itu saya mohon izinnya untuk memasang tulisan itu di blog Bayulicious ini.






Cinta Tapi Beda.

Katanya itu adalah sebuah nama film drama Indonesia yang lumayan populer. Katanya juga, film itu berhasil merebut hati anak-anak remaja yang suka dan doyan cerita romantis mengundang tangis. Tapi entah kenapa, gue yang movieholic, engga tau kalo film tersebut sempet nongol di layar lebar.
Oke, mungkin gue nya yang emang kudet.

Menurut tulisan yang gue baca, film itu mengisahkan seorang cewe yang beragama katolik dan seorang cowo yang beragama muslim memutuskan menjadi sepasang kekasih, yang bahkan berencana menuju pelaminan. Namun sayangnya, mereka terhalang restu akibat perbedaan agama keduanya. Gue rasa perbedaan agama emang udah menjadi topik dan masalah umum di kalangan anak muda dan masyarakat sekarang ini. Tapi ada satu perbedaan yang paling ngenes menurut gue, yaitu: perbedaan kontingen.

Kontingenisasi dalam suatu sekolah kedinasan adalah hal yang umum ketika semua mahasiswa atau peserta didik dari asal pendaftaran yang sama berkumpul dan memperlihatkan identitas tiap kontingen. Dan ada satu dilema dan kegalauan luar biasa kronis dalam sekolah kedinasan. Yah, gue engga tau apakah semua senior di sekolah kedinasan punya aturan yang sangat aneh dan konyol ini, yaitu aturan yang mengharamkan bagi setiap kontingen untuk tidak boleh jatuh cinta sama lain apalagi pacaran! Bukan perbedaan agama lagi yang menghalangi seperti di film Cinta Tapi Beda, tetapi perbedaan asal pendaftaran. Aneh banget kan??

Penyebabnya sampai sekarang masih berupa tanda tanya besar, ada yang berpendapat aturan itu normal-normal aja, sah-sah aja, tapi kebanyakan menganggap aturan itu melanggar hak asasi manusia untuk jatuh cinta. Engga masuk akal banget, gue pikir.

Dari beberapa sumber yang udah melanggar aturan tersebut, gue sedikit terharu tapi juga tertawa mendengar kisah-kisah mereka yang penuh perjuangan menyembunyikan hubungan mereka agar tidak diketahui senior atau teman seangkatan. Ada yang terpaksa hanya bisa melihat dari jauh, menunggu liburan tiba bahkan ada juga yang siap menerima konsekuensi dengan langsung meminta restu dari saudara sekontingen pasangannya tersebut, tapi tentu saja harus dibayar dengan harga yang sangat mahal.

Menurut gue pribadi, perasaan itu bisa datang kapan aja dan dimana aja, bukan salah mereka yang sedang jatuh cinta memang, hanya waktu dan tempatlah yang kurang pas, tapi semua itu jadi lebih menarik untuk dikenang karena ada unsur perjuangan dan kesabaran yang tidak kita temui pada pasangan-pasangan lain diluar sana yang juga mengalami masalah perbedaan, masalah cinta tapi beda kontingen hanya dapat kita rasakan di sekolah kedinasan ini. Pahit dan manisnya berasa banget.

Nah intinya sekarang, cinta tapi beda kontingen ini gue alamin sendiri di kehidupan gue. Gue engga ngerti dengan adanya aturan konyol itu yang mengharamkan sepasang insan manusia untuk menyayangi satu sama lain. Pengalaman gue ngerasain cinta tapi beda kontingen ini bener-bener bikin gue mules...

(to be continued...)
Share: