Minggu, 26 April 2015

Selasa, 07 April 2015

Sabtu, 04 April 2015

Post After Brokenheart

Terkadang,
patah hati bisa membuat seseorang susah tidur.

Tengah malam kemaren, gue baru ngalamin patah hati. Gue baru saja berpisah dengan hati yang sudah menemani gue selama 5 bulan. Tepat hari ini, tanggal 4 dini hari, sebenarnya adalah tanggal kebahagiaan kita berdua. Akan tetapi hari ini, tanggal itu telah menjadi tanggal terakhir kita.

Sambil menulis ini, gue mendengarkan lagunya Rick Price yang berjudul Heaven Knows. Gak tau kenapa, nulis sambil mendengarkan lagu tersebut ngebuat gue ngerasa sedih, melancholic, dan ada hasrat untuk nulis sesuatu. Ada banyak perasaan yang pengen gue keluarin, gue pengen cerita, yang tidak bisa gue definisikan perasaan seperti apa itu.

Di tengah perasaan yang campur aduk, gue mulai menulis. Huruf demi huruf, merangkai kalimat menjadi paragraf, dan tanpa gue sadari, gue larut dalam kata-kata. Lalu gue menyenderkan badan ke kursi. Gue buka lagi received call dan sms dia malam itu,. Gue terdiam, meresapi dan mencoba memahami apa maksud dari sms itu. Gue baca ulang, rasa sedih yang amat sangat menggelayuti pikiran dan perasaan gue. Gue begitu rapuh.

Gue menulis, menulis, dan menulis. Sampai capek menulis, gue ngeliat ke langit-langit kamar... merenung sendirian. Disinilah gue: jutaan kilometer dari rumah, menulis tentang seseorang yang baru saja pergi. Seseorang yang telah membuat hati gue dipecahkan menjadi ribuan serpihan kecil, yang lalu coba gue kumpulkan kembali. Yang gue coba, perlahan-lahan, bentuk kembali...untuk menata kembali hati gue yang telah hancur.

Gue melihat jam, sudah jam dua pagi. Lalu gue mencoba untuk melupakan semua tentang hal itu, tapi tetap, gue tidak bisa. Tidak berapa lama, gue membuang waktu dengan mengedip, mencoba untuk tidak berpikir apa-apa. Gue menaruh handphone, lalu dengan malas tiduran di atas tempat tidur.

Sepuluh, dua puluh menit,
waktu berlalu,
gue masih gak bisa tidur.

Mungkin memang benar.
Terkadang, patah hati bisa membuat seseorang susah tidur.
Share:

Jumat, 03 April 2015

H O M E

Kutembus waktu penghalang jarak antara aku dan kau serta ruangan bertatap muka
Dimana dimensi raga dan jiwa sebarkan aroma positif dari rasa ke rasa
Lalu melepas cinta dengan sentuhan akhir
Ku pulang kembali walau detik terakhir
Ku tulis perih dan luka layak Neruda
Kau rekam suka cita di dalam dada

Masih jadi diri sendiri yang berjuang
Jalan panjang berliku aku harus tetap tenang
Ukur kemampuan jalani proses panjang
Saat menuju rumah aku kan tersenyum lapang
Menjemput impian tinggi di dalam kamar
Sketsa mimpi masa lalu kian berakar
I was stuck, and I'll keep on dreaming
The place I started, I'm going home...

Tetap ambisionis mencari arah tujuan hidup
Meski ironis langkah tegap takkan bungkuk
Melesat kencang dari pistol berpelatuk
Menuju titik akhir sebagai petunjuk
Kuharap cinta akan mengawalku pulang
Pada rangkulan rembulan dan bintang
Dimanakah akhir dari perjalanan panjang?
Kapankah waktu "Selamat Datang"?

Memang,
lebih nyaman berada di rumah sendiri.
Share: