Ketika duduk sendirian di sebuah tempat makan di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta,
gue tersadar:
Sebuah perpisahan tidak seharusnya diiringi dengan kesedihan.
Justru malah sebaliknya.
Kita harus dengan ikhlas melepas kepergian seseorang, dengan senyuman.
Seperti seorang pramugari Lion Air yang gue jumpai hari itu.
Dia, tanpa merasa kehilangan dari penumpang yang telah memberinya rezeki,
melepas kepergian mereka dengan senyuman manis.
Mungkin gue harus belajar dari seorang pramugari itu.
Gue harus dengan ikhlas merelakan kepergian si dia,
ya, dia yang saat ini sudah berubah status menjadi mantan.
Terima kasih.
Seperti yang pramugari itu ucapkan ketika para penumpang turun keluar dari pesawat.
Dengan senyuman manis tersungging di bibir, gue ucapkan:
Terima kasih.
"Terima kasih atas satu setengah tahun yang istimewa ini"
gue tersadar:
Sebuah perpisahan tidak seharusnya diiringi dengan kesedihan.
Justru malah sebaliknya.
Kita harus dengan ikhlas melepas kepergian seseorang, dengan senyuman.
Seperti seorang pramugari Lion Air yang gue jumpai hari itu.
Dia, tanpa merasa kehilangan dari penumpang yang telah memberinya rezeki,
melepas kepergian mereka dengan senyuman manis.
Mungkin gue harus belajar dari seorang pramugari itu.
Gue harus dengan ikhlas merelakan kepergian si dia,
ya, dia yang saat ini sudah berubah status menjadi mantan.
Terima kasih.
Seperti yang pramugari itu ucapkan ketika para penumpang turun keluar dari pesawat.
Dengan senyuman manis tersungging di bibir, gue ucapkan:
Terima kasih.
"Terima kasih atas satu setengah tahun yang istimewa ini"