Sabtu, 29 Juni 2013

Di Balik Jendela dan Di Saat Hujan Turun

Akhirnya,

hujan...

Udah lama gue tidak ngerasain hujan di kota halaman sendiri. Karna sewaktu gue balik ke Rantau seminggu yang lalu, cuaca disini selalu panas. Dan di sore hari ini, akhirnya gue bisa ngerasain hujan yang begitu menentramkan jiwa gue. Dulu, gue cuma bisa nikmatin hujan di Banjarbaru doang. Tiap hari disana pasti selalu hujan. Siang panas cetar membahana, sore nya hujan cetar badai.

Gue melamun ga jelas. Sambil memandangi hujan yang terus turun. Air hujan yang jatuh menempa atap rumah, menimbulkan bunyi damai tersendiri. Setitik demi setitik air membasahi jendela kamar, mengaburkan pandangan gue ke arah luar. Pohon-pohon seakan menari diterpa angin. Burung-burung berlarian mencari tempat berteduh. Manusia juga berlarian mencari tempat yang tidak terkena hujan. Ibu-ibu yang bersepeda, tampak mengayuh sepedanya dengan cepat. Cemas, hujan akan membasahi sekujur tubuhnya.

Gue suka banget sama hujan. Ada romantisme tersendiri dari hujan, entah kenapa. Hujan mampu membuat gue tenang, dan bisa ngelupain sesaat akan stresnya hidup. Hujan pun mampu memberikan gue inspirasi. Andaikan hujan tidak datang sore ini, gue pasti udah terlelap di atas kasur dan postingan ini tidak akan ditulis.

Sejenak, gue teringat akan sebuah masa lalu gue 5 tahun silam. Sebuah masa lalu dimana gue mulai tahu apa itu cinta. Dimana gue udah menyia-nyiakan seseorang buat jadi pendamping hidup gue. Andaikan, waktu bisa diulang kembali. Gue pengen diberi kesempatan kedua lagi. Gue pengen memperbaiki kesalahan gue itu. Tentu, endingnya tidak akan seperti sekarang ini. Dimana gue sedang galau sambil meratapi hujan dibalik jendela.

masa dimana aku mulai mengenal dirimu


Btw, gue nulis ini sambil mensekap telinga pake guling. Petirnya cetar membahana mamen !
Share:

0 komentar: