Minggu, 29 September 2013

My Organization in the College

Bagi gue,
ikut organisasi itu adalah segalanya.

Selain bisa melatih kepemimpinan dan bersosialisasi, juga agar bisa lebih mengenal satu sama lain. Organisasi yang gue ikutin di kampus ada 3, dan niat awal gue untuk mengikuti semuanya adalah biar terlihat aktif di mata orang lain. Jadi misalkan ada yang nanyain soal gue gitu:

'Eh, girls, kamu kenal Bayu ga?'
'Bayu yang mana?'
'Bayu yang ganteng kelas C besar yang aktif organisasi itu looochhhh....'

Mungkin itu cewe-cewe langsung teriak histeris dengan muka mupeng... AAAAAHHHHHHHH BAYUUUUU......

Huahahahaha :D

Well, berikut organisasi kampus yang gue ikutin..

IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)

Alasan gue masuk organisasi ini cuma iseng aja. Gue pikir kayanya keren aja ikut organisasi ini, kaya kakak-kakak tingkat dulu waktu nge-ospek gue di MASTA. Ternyata, organisasi ini sangat religius, dan gue bukan seorang penganut muhammadiyah bahkan.

LPM Natural (Lembaga Pers Mahasiswa Natural)

Yeah.. kalo organisasi yang ini gue ikut dengan suka cita berdasarkan minat dan hasrat gue yang tinggi (cailah!). Di organisasi ini gue bisa menyalurkan bakat gue dalam menulis. Dari dulu gue pengen ikut organisasi kaya beginian, dimana gue bisa berekspresi sesuka hati gue dalam berkarya, terutama dalam hal tulis-menulis. LPM Natural sendiri udah nerbitin majalah sebanyak 3 edisi. Dan harapan gue, gue bisa berkecimpung masuk dalam mengisi artikel di Natural edisi berikutnya.

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)

Inilah organisasi tertinggi di kampus. Ibarat sebuah negara, BEM inilah sang presiden. Sesuai dengan namanya, organisasi ini dikhususkan untuk orang-orang eksekutif kaya gue, hohohoh. Alasan gue ikut BEM ini karna gue ingin melatih kepemimpinan gue, berorganisasi, dan bisa mempunyai hubungan relationship yang baik dengan banyak orang, karena BEM ini termasuk organisasi yang paling banyak anggotanya. Dan yang paling penting, gue sangat bersyukur ikut organisasi ini karna 'objek teori eliminasi' gue, juga ikut organisasi ini. Oh yeah, thanks God...

Akhir kata, sekian dan terimakasih..
Salam cenat-cenut..
Share:

Sabtu, 28 September 2013

It's Coming Up...

*hirup nafas*

Hem.. udara sejuk Solo akhirnya terhirup kembali.
Selamat pagi buat para pembaca setia Bayulicious dimanapun anda berada..

Kemaren postingan ini gue tulis disela-sela waktu mau berangkat balik ke Solo, tapi karena buru-buru amat jadinya engga sempet gue publikasikan.

Disini gue nyambung kembali tulisan gue yang udah berhari-hari menjadi draf.
Here we goes...

Gue menganalogikan tes IPDN ini adalah ibarat sebuah game. Dimana gue adalah sang jagoan utama yang diwajibkan menempuh setiap level. Dan di setiap level itu pasti ada segala rintangan yang harus dihadapi. Tapi yang namanya sang jagoan, pasti dia berhasil melewati segala rintangan dan badai cinta apapun yang menghadang (cailah!).

Iya, itulah yang terjadi di gue. Tahap demi tahap, level demi level mampu gue lewati. Hari Kamis minggu kemaren, gue ikut tes kesehatan di Rumah Sakit Soeharsono Banjarmasin, alhamdulillah membuahkan hasil yang baik (berarti lubang pantat gue normal-normal aja, hehe).

Di sela hari-hari pengumuman tes kesehatan, gue sempet ikut latihan pembinaan fisik di Stadion Lambung Mangkurat Banjarmasin. Gue sempet minder sama anak-anak lain, karena anak-anak lain badannya tegap berisi dan kuat banyak dalam tiap sesi. Sementara gue, hanya mempunyai sedikit daging yang menempel pada tulang ini. Gue merasa, gue adalah orang paling ceking diantara kelompok. Mungkin gue harus nyari nomer telponnya Ade Rai deh, jadi biar gue bisa janjian ketemu latihan privat sama dia. Ah, andai saja...

Kerap kali latihan, gue dibilang sedikit mampu mendapat angka pada pull up, sit up, sama push up. Lima kali angkatan pull up aja tangan gue udah getar-getar, berasa tulang gue mau lepas dari engselnya. Anak-anak lain pada mampu ngangkat puluhan kali. Gue mikir, mungkin mereka pada makan pegas tiap hari.

Ternyata hasil tes seleksi gue jauh melebihi apa yang gue ekspektasikan sebelumnya. Walopun gue cuman ikut latihan fisik cuma 3 hari, ternyata membuahkan hasil yang bagus. Gue udah mampu lari selama 12 menit menempuh 5 putaran. Gue udah mampu pull up, sit up, sama push up engga getar-getar lagi. Hasilnya: yap, gue lulus tes tahap ini. Dan gue berhak lanjut ke tahap semi final, yaitu Tes Akademik.

Baru setelah tes itu, gue bisa masuk final di tahap Pantukhir (Penentuan Akhir). Tahap dimana gue akan ditentukan diterima atau tidaknya menjadi seorang praja. Dimana sebuah awal yang akan merubah segalanya.

ini gue lagi latihan (baju hijau), gaya gue lebih mirip jerapah albino yang engga dikasih makan bertahun-tahun
nah..ini gue pas tes seleksi.. kali ini lebih mirip kaya maling jemuran celana dalam yang lari dikejar-kejar satpam
Share:

Jumat, 27 September 2013

Ngantuk: Laporan..oh..Laporan..

Gue lagi cape banget sama tugas dan laporan gue yang numpuk. Inilah resikonya gara-gara lebih seminggu engga masuk kuliah, jadi gue buru-buru kejar deadline laporan sebelum praktikum. Belum lagi kalo udah ngasih laporan ke dosen, terus diinterogasi macem-macem.

Jadi ceritanya kemaren waktu laporan gue udah rampung hasil SKS, gue langsung dateng ke kampus besok paginya buat minta waktu diskusi sama dosen. Gue sih mikirnya, diskusi sama dosen bakalan berjalan cepet, paling juga 10 menit selesai, lalu gue bisa ikut praktikum. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Gue mesti tatap muka empat mata sama si dosen. Selama hampir satu jam. Gue berasa ada di acara 'eaaa-eaaaa'-nya Martil Arwana.

Gue, yang laporannya mencontek habis punya kakak tingkat, menjadi korban utama atas dipenjaranya gue dihadapan dosen. Beliau ngeinterogasi gue layaknya gue adalah maling ayam. Gue ditanyain macem-macem, dari inilah-dari itulah, dan sayangnya gue belum sempet belajar sama sekali. Mana sempet lah belajar, gue dateng aja baru siang kemaren, abis itu langsung nulis sampe bulu jari gue keriting. Waktu ditanya pustaka mana yang gue jadiin referensi, gue hanya bisa ngeles.

Gue pun akhirnya dihibahkan ke kelas praktikum yang lain. Iya, gue dibuang. Gue engga berguna. Gue tahu rasa sakitnya digituin.

Ini aja gue mesti ngelarin satu laporan lagi buat ikut pretest besok siang. Dan gue, sama sekali engga ngerti soal penimbangan bahan resep. Yah.. semoga aja besok gue engga dikira maling ayam lagi.
Share:

Senin, 23 September 2013

Postingan Menuju Perubahan

Engga terasa..

Hampir dua tahun gue punya blog, gue isi dengan pengalaman sehari-hari gue, mulai dari hal yang menarik sampai yang bisa bikin gue nari koprol karna galau. Semua itu gue tulis... dan alhamdulillah... tidak banyak yang tau dan baca tulisan gue (kasihan banget ya). Seakan-akan yang bikin blog itu gue sendiri, yang tulis gue sendiri, yang baca gue sendiri, yang ngaku lucu gue sendiri.

Gue pikir, mungkin itu semua karena faktor lingkungan. Di tempat gue, terutama di Rantau, tidak sedikit orang yang masih awam apa itu blog. Bahkan banyak yang bilang blog itu adalah suatu deretan beberapa buah rumah yang dibatasi oleh jalan (itu blok !!! dasar kamu go blog !!!).

Tapi, selama gue hidup di Solo dan punya banyak temen disana, lambat laun udah ada yang tau akan keberadaan blog gue ini. Dalam sehari, gue bisa tau ada yang masuk ke blog gue dengan live traffic feed. Oya, gue pengen ucapin terima kasih buat temen calon arsitektur gue Fannie Muhammad yang telah secara duka suka cita memfollow blog gue. Keep on writing bro...

Kebanyakan yang baca blog gue ini temen-temen cewe gue di kampus. Dari mereka ada yang sempet bilang kaya gini:

'Aduh bay, kamu kok nulis blog ancur banget, rusak ni orang'
'Loh emang nya apa yang salah?'
'Kamu ternyata penggemar berat nya Miyabi yah..'

JEGER!!!
Ehm.. Oke ! Huftt *tariknafas*.. Biar gue luruskan..

Iya, gue emang penggemarnya Miyabi, tapi itu dulu. Inget ya, dicatet, ITU DULU. Memang, zamannya SMA, gue punya sekelimut masa-masa suram. Hidup gue penuh the dark side yang bisa dibilang engga baik. Sekarang gue udah ga berminat lagi sama yang kaya gituan. Gue udah insaf, gue udah tobat. Dan tobat gue ini adalah sesungguh-sungguhnya tobat maksiat.

Bentar gue nyanyi dulu... *lagu Wali berkumandang*

Karena dari sekian komentar itu, gue berinisiatif untuk merubah gaya penulisan gue. Mungkin dulu gue nulis blog dengan slengean, selalu menonjolkan hal yang raunchy buat jadi joke gue. Tapi dari semakin gue bertumbuh dewasa, gue juga pengen merubah gaya penulisan gue ini menjadi lebih dewasa juga. Gue pengen tulisan gue lebih bitter sweet dan halus, namun tetep dengan gaya komedi.

Dan gue juga, sesudah pulang ke Solo nanti, gue pengen ngadain perubahan akan diri gue. Gue yang dulunya terkesan slengean, sekarang gue pengen coba untuk menjadi seorang pribadi yang kalem, namun tetep berkarisma tinggi.

And about love...
Well, kayanya harus gue pending dulu untuk sementara. Gue engga bisa terlalu berharap banyak dengan 'objek teori eliminasi' gue. Karena gue merasa, mengagumi dan menyukai dia adalah hil yang mustahal. Rasanya berat sekali. Gue merasa seakan naik histeria, pada awalnya dibawa naik pelan-pelan..lalu pada akhirnya dijatuhkan secara tiba-tiba.

Saat ini gue hanya pengen, memperbanyak temen, cowo maupun cewe, dan fokus belajar untuk masa depan gue. Karena gue udah merasa, gue udah selangkah lebih dekat menuju keberhasilan masa depan.
Share:

Senin, 16 September 2013

Penggalauan: Beta Engga Pengen Pulaaang....


Gue baru dapet pesan singkat dari BKD Tapin tadi sore. Isinya cukup menggemparkan: Anda Diterima Menjadi Pedagang Siomay Di Ancol. Oke, ralat! Isinya mengatakan bahwa gue lulus tahap psikotest IPDN, dan gue berhak untuk lanjut ke tahap selanjutnya.

Alhamdulillah.. gue seneng banget. Tapi di sisi lain, gue merasa kalau gue udah engga mau ribet ngurusin hal yang lain lagi. Iya.. you know, gue udah mulai betah dengan kehidupan gue yang sekarang. Hidup sebagai anak kuliahan, belajar Farmasi, belajar ilmu kesehatan, dan berteman sebagaimana mestinya. Gue engga mau aja, kalau gue tetep ngelanjutin ke IPDN, gue bakalan ikhlas meninggalkan hal itu semua.

Sebenernya, alasan klasik gue bukan lantaran karna takut engga dipanggil anak kuliahan atau anak Farmasi, tapi gue engga mau meninggalkan ‘objek’ gue yang udah mulai gue sukai. Mungkin hal yang kaya gini adalah hal yang absurd, dimana seseorang merasa harus tetep tinggal demi seseorang daripada ngelanjutin tes untuk masa depan.

Mungkin gue terlalu stuck dengan satu hal ini, dan engga mau ribet dengan urusan yang lain lagi. Bagi gue, kalo gue udah ngedapetin apa yang gue mau, gue ga mau bersusahpayah lagi untuk hal yang lain, dan gue ga mau meninggalkan apa yang telah gue dapet.

Dorongan orang tua mungkin menjadi tolak peluru buat gue. Gue ngerasa orang tua gue terlalu maksain gue. Tapi gue juga sadar, mereka lakuin itu semua mungkin karna mereka ingin yang terbaik buat gue. Gue sadar akan hal itu. Dan gue memakluminya. Tapi, gue berdiri teguh akan pendirian gue, jalanilah apa yang memang engkau minati dan kuasai, dan apabila engkau menjalani atas kehendak orang lain, niscaya urusan tidak akan berjalan mulus.

Entah gue harus percaya atau tidak dengan kata sebijak itu.

Mungkin gue harus tetep ngikutin saran orang tua gue. Gue bakalan nerusin perjuangan gue untuk mendapatkan panggilan ‘praja’. Sebuah kata-kata yang mungkin lebih baik daripada ‘mahasiswa’. Senin besok gue harus segera pulang, meninggalkan sejuta kebahagiaan ini untuk sementara.

I’ll see you soon in the next weekend..
#sedih
Share:

Sabtu, 14 September 2013

A Night of Happiness

Yang pernah baca blog gue, mungkin tau tentang 'teori eliminasi' yang gue cetuskan beberapa waktu lalu. Teori eliminasi ini bertolak-belakang dengan teori substitusi yang lebih mendekati dengan selingkuh. Teori eliminasi gue ini lebih mendekati dengan mencari sesuatu yang baru.

Beberapa waktu menjalani masa perkuliahan, gue semakin tambah dekat dengan 'objek' gue itu. Pernah waktu kemaren gue janjian berangkat bareng dia ke kampus, pernah juga kemaren kami pergi bareng ke Kampus 2. Dan malam ini, gue bakal pengen ngajak dia dinner bareng.

Bertepatan dengan malam sabtu, gue berinisiatif buat ngajak dia dinner setelah ngeliat status dia di BBM. Seperti sudah tersambar listrik 5 ribu watt, dia mengiyakan ajakan gue. Kami pun janjian untuk having dinner malam itu. Ini bakal menjadi dinner perdana gue dengan dia.

'Nyate yuuk :D,' chat gue.

'Ayuk kak,' dia membalas. 'Emange tau tempat orang jualan sate dimana :D'

'Ke foodcourt aja yuuk.. Disana enyaak,'

'Foodcourt Solo Square kah?'

'Iya.. Mau?'

Sate di foodcourt Solo Square menurut gue adalah sate terenak. Soalnya gue pernah nyobain sama temen gue asal Palangkaraya, Mangku, waktu pulang kuliah kemaren.

Dia melanjutkan, 'Males ngemall nya aku bay.. Aku pengen capcay goreng bay, engga jadi sate,'

'Kamu belum punya motor kan bay.. Aku nyamperin kamu ya..'

Deg. Ini gue baru aja mau pinjem kunci motor temen gue buat ngejemput dia, tiba-tiba gue langsung berubah pikiran.

'Iya bisa. Tau aja kan kos ku :D,'

'Tau dong.. Tunggu depan yah bay :D aku otw,'

Well, it is a date.

Di kos, jantung gue serasa mau lepas, berdetak saking kencengnya. Iya, gue gugup. Sangat. Gue yang udah wangi-wangi gini; mandi pake kembang 7 rupa, parfum gue abisin satu botol, gue malah jadi banjir keringet lagi saking gugupnya.

Semakin deg-degan, jantung gue rasanya mo mencret. Rasanya pengen keluar dari dada gue dan muncrat kemana-mana. Gue menaruh tangan gue di depan dagu, memperhatikan orang-orang lewat dengan penuh antisipasi.

Dan inilah gue... lagi duduk standby di depan kos nungguin dia nyamperin gue.

Di bawah pantulan sinar bulan, gue melihat sesosok malaikat menghampiri gue dengan motornya. Ada engga sih malaikat naik motor? Lah cuma dia ini yang bisa begitu. Bajunya yang berwarna merah terlihat begitu terang malam itu. Rambutnya yang diikat, semakin menampakkan parasnya yang cantik. Seakan terhipnotis, senyuman dia membuat gue mematung beberapa saat.

'Halo bay...' Suaranya membuyarkan lamunan gue.

'Malam S----..' Balas gue dengan senyuman yang lebih imut. Iya, gue ini sebenernya imut lho. Hehe :D

'Udah lama nunggu ya?'

'Baru kok,' jawab gue.

'Ayo berangkat...' katanya.

Gue pun mengambil tempat di depan. Ya iyalah, masa cewe nya yang di depan bawa motor. Engga ada kali. Cewe yang ngebonceng adalah pembunuh kejantanan cowo.

'Udah siap mba?' canda gue sambil senyum sumringah.

'Haha, siap kakak...' canda dia juga.

Vario itu pun melaju dengan kecepatan sedang menyusuri tiap jalan yang diterangi oleh gemerlap lampu-lampu kota. Cahayanya yang terang seakan mengekspresikan perasaan gue saat ini.

Saat satu kendaraan berdua di malam hari itu, entah perasaan apa yang gue rasakan. Hati gue seakan bergejolak ingin teriak saking senengnya. Gue merasa malam hari itu menjadi milik gue seutuhnya. Tapi, walopun begitu, gue harus tetep jaga image juga kali. Rada engga enak juga, di jalanan gue teriak-teriak gembira kaya orang gila.

Beberapa menit kemudian, disinilah kami berdua, dinner di sebuah tempat makan yang ga begitu jauh dari kos. Selama dinner malam itu, gue bisa ngobrol lebih banyak dengan dia. Gue bisa kenal lebih deket dengan dia. Semuanya dia ceritain ke gue. Semuanya.

Hanya dalam beberapa menit saja gue tahu, kita punya banyak persamaan, tapi yang membuat gue dan dia jadi sama adalah personality berbeda yang tidak pernah kita kasih lihat ke orang lain sebelumnya. Gue, sebagai pribadi yang cenderung kalem dan stay cool bagi orang lain. Tapi di depan dia, gue adalah orang yang serius.

Cahaya remang-remang tempat makan itu semakin menambah kesan romantis gue dengan dia. Gue pandangi wajahnya. Gue tatap kedua matanya dengan dalam. Sungguh, 'objek' di depan gue ini udah mengisi perasaan, hati dan jiwa gue. Gue udah engga merasa canggung lagi kalo berada di deket dia. Gue udah mulai merasa nyaman dengan semua ini.

Gue melihat ke mata dia, namun sepertinya dia ga sadar, terlalu terpaku dengan capcay yang sedang dimakannya. Lalu gue menghela nafas pelan, duduk di depannya dengan manis. Diam dalam kenyamanan. Tanpa kata-kata, gue mencoba untuk mengomunikasikan bahwa gue, sudah jatuh kepada dia.

Begitu dia pulang mengantarkan gue, gue menatap ke wajahnya untuk beberapa detik.

'Makasih ya untuk malam ini,' kata gue.

'Iya kakak,' jawab dia.

'Besok-besok nanti dinner lagi ya,'

'Boleh,' jawab dia.

Sewaktu gue mau membalikkan badan kembali ke dalam kos, gue bilang, 'Hati-hati di jalan ya...'

Dan dia memberikan satu senyuman yang berarti. Rasanya gue kayak mau mati. Di malam ini, gue ga pernah sedekat ini pada kebahagiaan.

Thanks for making the night beautiful :)
Share:

Rabu, 11 September 2013

Renungan Suci di Atas Genteng

Gue, semua orang juga, gue rasa sangat menyukai suasana yang damai. Jauh dari keramaian orang-orang.. bisa membuat pikiran kita tenang. Karena itu gue sangat suka menulis apabila suasana pada sepi.

Ini gue, dengan tulisan gue, sewaktu sedang berduaan di atas atap genteng.


Di bawah tebaran bintang dan udara yang lumayan menusuk kulit, pikiran gue sedang melayang.. melayang jauh entah kemana. Sesuatu hal yang bisa bikin gue bahagia. Sesuatu yang bisa membuat gue semangat untuk kuliah. Sesuatu yang mungkin adalah 'objek eliminasi gue'.

Sejak kemaren, gue sempet ngerasa hilang harapan. Hilang harapan akan bisa mendapatkan sesuatu. Dengan kata lain yang lebih ngetrend saat ini: PUPUS.

Gue sempet ngerasa hampir down malam itu. Tugas kuliah gue pun terbengkalai. Tidur gue juga terganggu, padahal gue saat itu sangat merasa lelah. Sebelum tidur, gue sempet sholat minta ketenangan hati kepada Allah.. dan gue pun mencoba untuk tidur lagi.

Seakan Allah merasa sangat prihatin akan keadaan gue, akhirnya doa gue dijawab juga oleh-Nya. Pagi itu, sebelum berangkat ke kampus, gue dapet pesan dari 'objek' gue.. dan dia ngajakin gue pergi berangkat bareng ke kampus. Dan yang bikin gue seneng nya lagi, dia mau ngajakin gue ke perpustakaan di Kampus 2. Sungguh, hati gue yang semula rapuh tak berdaya, tiba-tiba pagi ini bersatu kembali menjadi satu kepingan yang utuh.

Harapan yang sangat dalam, terbesit dari perasaan gue saat ini.

 I hope we can be more than just a friend...

Sebuah harapan yang mungkin akan merubah segalanya.
Share:

Senin, 09 September 2013

Akhir Minggu di Solo

Well, gue baru aja nyelesein tugas resume gue buat dikumpul besok. Dan semester pertama ini, gue ngincer nilai B untuk semua mata kuliah.

Kalo ga bisa dapet B, dapet AB juga ga papa, kalo dosen nya mo ngasih A juga legowo...
Hehe :D

Ehm..
Saat ini gue lagi baca bukunya @deritamahasiswa yang judulnya Derita Mahasiswa: Aku Ingin Kuliah Seribu Tahun Lagi. Belom abis sih, baru aja gue baca 32 halaman. Lumayan lucu, buat pengusir rasa bosan gue di kamar kosan.

Akhir-akhir ini gue sering banget jalan-jalan. Kemaren gue jalan-jalan sama temen gue ke foodcourt sehabis pulang dari kampus, kemarennya lagi gue jalan-jalan bareng 4 mahasiswa banjar gila ke Solo Square. Malam minggu kemaren juga, gue ikut nongkrong bareng LPM Natural kampus gue.


Tadi aja gue abis jalan-jalan nemenin temen gue ke mall beli baju. Dan emang ya, yang namanya mall itu gue dengan mudahnya tergoda dengan harga yang murah. Apalagi diskon. Baru 1 jam keliling-keliling mall, gue udah membabat habis uang 613ribu. Ojo buset!

Udah ah, gue kapok pergi ke mall. Lagian kalo gue mo ke mall lagi, kayanya gue mesti ngehamilin mesin ATM dulu deh.

Eniwei, gue punya kebiasaan buruk yang sangatlah hina, yaitu ngatain orang jawa dengan semena-mena dengan bahasa Banjar. Berhubung mereka ga ngerti ya gue katain aja, seperti misalkan:

'Hemaa, susunya ganal banar...'
'Ubuy, muha pian kaya lahung...'
'Hahaha, burit itik...'

Yang ngerti bahasa Banjar, pokoknya jangan ditiru. Demi keselamatan kita bersama.

Tapi ya... kayanya seneng aja gitu ngatain orang terang-terangan tapi merekanya ga nyadar kalo mereka sedang dikatain. Yah... ada kesenangan tersendiri lah...

Kaya pas gue lagi jalan sama Recky di depan kampus tadi pagi, gue ngeliat ada tante-tante berdiri seorang diri. Pas kami lewat di depan tuh tante...

Gue: 'hemaa.. acil-acil, muha pian kaya lahung, rancak digisang laki pian kah...'

Sumpah, jangan ditiru!

Lalu tanpa terduga, si tante langsung nengok ke gue tiba-tiba. Dari wajahnya tampak dia ngerti deh apa yang gue katain barusan.

Gue: 'eh reck...'
Recky: 'hah, kenapa?'
Gue: 'si tante tadi langsung liat ke gue waktu gue katain...'
Recky: 'TOLOL. LO GA LIAT APA TANTE TADI WAJAHNYA BUKAN JAWA. ITU KAN WAJAH KALIMANTAN.'

Mampus deh gue !
Share:

Sabtu, 07 September 2013

Teori Eliminasi ala Bayu

Good morning, everybody..
Hem, the smell of college.. is very peacefully..

Sekarang gue udah ga duduk di bangku sekolah atopun di bangku butut lainnya, sekarang gue udah seminggu duduk di bangku kuliah yang super pewe abis. Alhamdulillah, gue udah bisa nyesuain dengan habitat baru gue disini. I think this is going to run smoothly.. :)

Let's go to our topic..

Kehidupan kos disini menurut gue banyak sekali godaannya. Dari godaan baju-baju murah, sampai cewe-cewe disini. Temen-temen gue yang iman nya lemah akhirnya mengingkari janji LDR mereka. Janji yang semula bakal aku memilih setia, setelah menjalani beberapa hari disini akhirnya sukses berubah menjadi 'aku memilih mencari gebetan'.

Masing-masing temen gue ini udah pada punya gebetannya masing-masing. Ada yang udah ngejalaninnya, ada yang baru PDKT-an, dan ada juga yang depresi gara-gara gebetannya diambil duluan sama temen sendiri. Hehe.. :D 

Mungkin temen-temen gue itu tergoda dengan anak-anak kos lain yang pada bebas membawa temen cewe nya ke kamar. Iya, kos gue ini bebas banget, walopun ada aturan dari bapak kos asalkan sebatas ngerjain tugas, mereka malah menyalahgunakan aturan itu dengan mengerjakan suatu "tugas" yang lain.

Walopun gue udah pernah makai Teori Substitusi-nya Harianto (orang idiot paling jenius yang pernah ada), gue masih aja dihasut oleh temen-temen. Kata mereka: pacar itu ya pacar, gebetan itu ya gebetan. Dengan arti lain, pacar dengan gebetan itu ga sama. Pacar itu berada disana, dan gebetan itu berada disini. Kita mau apa juga terserah kita, jalan-jalan sama gebetan kek, ato ngajakin ngerjain tugas kek. Asalkan kita ga selalu update status di timeline yang bisa mengakibatkan sindrom posesif pacar kita kumat.

Sungguh, godaan yang sangat hina buat gue..

Dan diantara semua godaan yang bertubi-tubi itu, akhirnya gue mencetuskan ide yang luar biasa..

TEORI ELIMINASI !

Iya, teori eliminasi. Teori ini berbeda dengan teori substitusi yang dicetuskan oleh Harianto. Sesuai dengan namanya: E.L.I.M.I.N.A.S.I.. teori ini mengeliminasi semua rasa bosan, kesepian karna ga punya pacar, dan juga mengeliminasi waktu kita untuk nyari gebetan baru.

Hehe, keren kan :D 

Objek teori gue itu muncul pada hari pertama gue masuk kuliah. Objek yang menurut gue, sangat berbeda dari yang lain. Mungkin hari itu bukan first sight gue ke dia, karna gue udah ngeliat dia sebelomnya waktu MASTA kemaren. Dan untungnya, ternyata gue satu kelas sama dia.

Hari pertama masuk kuliah, gue berusaha tetep santai, kalem, stay cool seperti biasanya.. Mungkin karna sifat gue yang kaya gitu, terlontarlah satu ucapan dari mulut seseorang...

dia: 'kita masuk kelas K.2.D'
gue: *bengong sesaat* 'hah?'
dia: 'kita masuk kelas K.2.D' *kata dia sambil tersenyum*
gue: 'ooh, K.2.D ya?' *masih bengong*
dia: 'iya..' *sambil senyum*

Sumpah, gue terlena sesaat waktu dia memberikan senyumnya ke gue.

Waktu udah kelar kuliah siang itu, temen-temen gue ngadain pemilihan ketua kelas. Waktu itu, gue ga ada niat sama sekali jadi ketua kelas. Gue cuman meringkuk sembunyi di kursi belakang biar anak-anak ga nunjuk gue. Tapi semua berubah saat negara api menyerang.. eh ralat.. semua berubah saat suara manis itu terdengar lagi.

dia: 'kamu aja..'
gue: 'hah.. *bingung* ..siapa?'
dia: 'kamu aja yang jadi ketua kelas..'
gue: *celingak-celinguk ga jelas* 'siapa? aku?'
dia: 'iya kamu..'
gue: ...

Untuk sesaat itu, jujur, gue bingung harus jawab apa.
Gue hanya bisa diam sambil ngeliatin dia.

dia: 'ya udah.. kamu aja ya..'
gue: 'iya, bisa..'

Entah kenapa gue jadi bisa iyain dia.
Niat gue yang sebelomnya ga pengen jadi ketua kelas, akhirnya gue secara suka rela untuk bilang iya.

Hari kedua kuliah.. ga ada dosen.. waktu gue nyebarin kertas buat minta nama sama nomer handphone, dia sempet nanya ke gue...

'kamu asli mana bay...' *sambil memberikan senyumannya yang manis*

Oh God ni anak, dia semakin pengen tau gue...

Hari ketiga kuliah, nampaknya respon objek gue itu semakin baik. Sebelum masuk kelas nungguin dosen, gue lagi bersantai di luar sama temen gue. Saat itu gue sedang bersandar di teralis sambil mandangin orang-orang yang lewat. Ga berapa lama...

'bay...'

Seakan tak percaya akan apa yang terjadi, gue mulai berpikir.. apakah ini mimpi? Kalo ini mimpi, gue mencubit tangan gue sendiri. Sakit. Gue tampar diri sendiri. Makin sakit. Akhirnya gue pun terjun bebas dari lantai dua.

Dia ngampirin gue, dan berdiri di samping gue. Tanpa mandangin gue, dia mulai ikut bersandar disana sambil ikut mengarahkan mata apa yang saat itu sedang gue pandangin. Gue liat dia tersenyum.

Oke, ini adalah awkward momen pertama buat gue. Pernah nonton film 5 CM ga? Momen ini persis banget kaya tokoh si Genta yang lagi dideketin sama si Riani di atas gunung.. si Genta berubah jadi canggung.. Persis banget sama gue, bedanya gue saat itu ga berada di atas gunung, tapi berada di lantai dua kampus.

Selang berapa saat, akhirnya kami terlibat dalam sebuah percakapan singkat. Percakapan yang walaupun singkat, namun sangat berarti panjang buat gue.

Malam harinya, gue semakin dapat respon yang baik.. Waktu itu gue lagi nyantai di kos, tiba-tiba Blackberry gue bunyi. Dan alangkah terkejutnya gue ketika melihat nama yang nge-invite gue. Dia. Iya, nama dia. Dia nge-invite gue malam hari itu. Diantara semua kesunyian yang menyelimuti, gue teriak: TERIMA KASIH TUHAAANNN....

Walaupun dia udah nge-invite gue, gue masih belom berani buat nyapa dia duluan. Gue grogi. Gue takut salah kata-kata. Gue takut boker di tempat. Akhirnya.. pada malam hari keempat kuliah, saat dia update status di timeline, gue memutuskan untuk berani nyapa dia duluan. Gue seneng setengah mati, ketika dia ngeresponnya dengan baik, berlanjut...hingga sebelum dia terlelap dalam tidurnya.

Untuk sesaat, gue merasa...
...mungkin inilah objek yang gue cari selama ini :)
Share:

Senin, 02 September 2013

Kembali Ke Solo... Bersama Recky

Akhirnya, gue pun kembali ke pangkuan Solo.
Selamat tinggal Rantau !!

Perasaan sedih bercampur haru pun masih membekas di segenap relung dan sekujur tubuh yang membara oleh cinta yang memesona jiwa. Sebelom berangkat, sahabat-sahabat gue pada dateng ke bandara, mengantar keberangkatan gue. Katanya, salam perpisahan gitu. Dan kami pun berpelukan layaknya Teletubbies ababil yang punya tipi di perut. Ehm...

Gue balik ke Solo naek Trigana Air, karena eh karena gue mo ingin terbang berdua bersama si Recky yang gagah berani #homobangetyah :D

Siapa sih Recky itu?

Recky itu, siapa yah, emm rada males juga gue ngejelasin nya. Recky itu adalah temen gue waktu  SMA dulu, dan alhamdulillah sekarang masih berteman dengan intim. Dia adalah salah satu dari sekian banyak anak Fakultas Tukang Pijet, alias Fisioterapi. Entah kenapa dia ngambil jurusan itu. Apa karena cita-cita dia dulu emang mo jadi tukang pijet, ato karena dia emang punya bakat yang terpendam di dalam jiwanya, gue ga tau jelasnya.

Tapi yang namanya Recky, tetep aja kelakukannya selalu bikin gue ngakak. Pas di dalam pesawat aja dia sampe ngerjain balita pake permen karet. Sumpah.. kalo aja penumpang lain pada budeg, gue bakalan ketawa ngakak sepanjang perjalanan.

Bahkan pas udah nyampe kos, dia malah nyanyi dengan nada nya yang... bisa dibilang mirip suara ayam mo disembelih. Haha.. hari itu waktu pas nyampe kos, gue ga terlalu banyak temenan, gue hanya beristirahat ria dengan tidur. Bahkan waktu ketua kos, ngajak main futsal pun, gue pura-pura tidur. Ketua kos gue itu orang nya sangar abis, 11 12 ama Hulk yang lagi marah gara-gara telat PMS.


Eh, ada ketua kos datang, udah ah pura-pura tidur lagi !
Bye semua... #takut
Share: