Gue memberhentikan motor gue tepat di depan sebuah kantor yang berada di kawasan pasar raya rantau. Kantor itu sudah tutup, karena saat itu memang sudah lewat jam kerja. Gue terdiam sesaat dan mulai berpikir dengan keras, 'astaga, bagaimana ini? besok sudah harus diserahkan!'
Gue mengambil henpon di saku celana, dan mulai mencatat nomer telepon yang terpampang di spanduk kantor itu, kemudian langsung menelponnya.
'Bang, barang saya udah datang belum? besok sudah harus diserahkan soalnya.'
'Oh belum mang, paket barang baru datang malam ini.'
'Oh gitu. bisa tolong kabarin saya aja ya kalo barangnya udah datang. biar saya langsung ambil'
'Oke bisa, jam 11 nanti malam ambil kesini'
Malam itu, gue nungguin kabar dari pihak JNE. Setelah barang udah gue terima, gue berkata dengan mantap:
'keren, mereka pasti suka dengan hadiah ini.'
Besok pagi gue berangkat tidak seperti biasanya. Gue bangun dan langsung bersiap diri. Setengah jam lebih cepat, gue sudah menyalakan motor dan pergi ke kantor dengan membawa barang yang gue ambil kemaren malam.
Hari itu adalah hari terakhir gue ngantor. Waktu memang terasa sangat cepat berlalu, satu bulan melaksanakan magang dan penelitian rasanya seperti tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Semuanya terlewati dalam sekejap.
Di pagi itu, kita semua melaksanakan apel pagi sekaligus apel perpisahan dan dirangkaikan dengan penyerahan plakat penghargaan dan ucapan terima kasih untuk DP3A, tempat dimana gue mendapatkan ilmu dan pengalaman yang sungguh sangat berhaga selama satu bulan ini. Dan di hari itu, semuanya terasa sangat beda. Foto bersama, ucapan terima kasih, dan ucapan tanda permintaan maaf, gue lakukan dengan berkeliling di setiap ruangan dan di setiap bidang di kantor itu. Seakan-akan, gue akan pergi untuk waktu yang sangat lama dan tidak akan pernah kembali ke tempat ini lagi.
Terbesit sedikit perasaan sedih bercampur haru, karena harus berpisah dengan orang-orang ini. Gue udah mengibaratkan, selama satu bulan ini layaknya gue bener-bener udah berada di dunia kerja. Dan gue sempet mikir, emang iya nanti gue lulus jadi aparatur sipil negara, tapi, dimanakah nanti gue akan ditempatkan? Apakah akan kembali ke tempat ini lagi? Gue sangat ragu untuk menjawab iya.
Seperti acara perpisahan pada umumnya, ibu-ibu di kantor gue bikin acara masak-masak, dan kita semua menggelar tikar di tengah-tengah ruangan untuk lesehan. Kita semua pada ngumpul rame-rame. Dan gue berhasil dengan sukses gak pulang ke rumah seharian.
Ketika gue berpamitan untuk yang terakhir kalinya sore itu, di salah satu ruangan, ada dua orang ibu-ibu sedang asik mengobrol. Dan tanpa sengaja gue ikut masuk dalam obrolan mereka.
In that point, gue dikasih wejangan. Di ruangan itu cuma ada kami bertiga, dan gue disudutkan oleh nasehat-nasehat mereka yang sebenernya masih belum waktunya untuk gue pribadi.
Hanya satu yang bisa gue tangkep dan gue tuliskan disini:
tidak usah mencari orang yang kaya dan punya tahta, karena kedua hal itu hanyalah titipan sementara dari orangtua. sebaiknya, carilah orang yang cerdas dan berilmu, maka sukses yang menanti di depan akan mengiringi kita.
Dan gue,
sampai sekarang,
masih belum menemukan 'orang' itu.
0 komentar:
Posting Komentar