Kemaren orangtua gue cerita. Cerita nya sungguh seru abis masbro mbabro.
Based on real life, katanya.
Gini nih ceritanya.
Pada suatu kehidupan di dunia ini, ada sepasang kekasih yang baru saja menikah. Sang lelaki berasal dari kota kecil bernama Rantau, dan sang wanita berasal dari kota dodol Kandangan.
Setelah beberapa bulan menikah, sepasang kekasih ini berhasrat ingin mempunyai momongan. Bingung. Kata itu yang hinggap di benak sepasang kekasih ini. Mereka bingung lantaran ga tau caranya bikin anak. (waduh, katro banget nih, cara bikin anak aja ga tau). Alhasil, mereka berdua asal-asalan aja bikin anak. Si lelaki itu menumpahkan sperma nya di dalam rahim sang wanita begitu saja. (mungkin cuma sodok, keluar, selesai).
Mereka berdua nunggu. Nunggu apa hasil keluarnya sang sperma lelaki di rahim si wanita itu berhasil mengalami metamorfosis.
Dan, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, maka lahirlah ke dunia seorang bayi laki-laki gempal, lucu, nan imut. Dengan tangisan nya yang keras meronta-ronta sampai membangunkan tetangga sebelah rumah. Sang bayi itu sambil mencoba meraih susu dari payudara sang wanita. (mungkin si wanita berpikir, ini anak kalo udah besar kiranya bakal jadi apa?). Karena dari bayi kelakuannya suka aneh-aneh saja. Dari mulai gonta-ganti BH, karena si wanita itu sering cidera di bagian dada.
Kenapa? Gara-gara sang bayi itu suka ngamuk kalo dikasih susu bubuk yang disajikan lewat dot, karena dia pengennya langsung dari yang bisa disedot. Sepasang kekasih itu kadang repot mengurus anak bayi sekecil itu.
5 tahun kemudian...
Singkat cerita, sang bayi itu mulai menginjak setengah anak-anak. Dimana dia udah ga suka yang namanya "susu cepat saji". Tapi, si bayi itu mulai menampakkan kelakuan anehnya yang lain.
Sepasang kekasih itu kalo tidur bareng sama bayi 5 tahun itu. Tiap tengah malam, mereka pasti kebangun karena si bayi itu selalu pingin pipis. Karena jaman dulu ga ada yang namanya "kura-kura tempat pup", maka ide sang couple itu ngambil kaleng susu. Si bayi itu dididik untuk buang hajat disana.
Cuuuuuuurrrrr.... kleeeenggg..klleeeennggg..
Suara air terjun Mandiangin mengguyur membasahi kaleng susu tersebut.
Yang lebih parah...
Si bayi itu selalu pup sembarangan.
Saat itu, si wanita panik mencari anaknya yang hilang. Kemana-mana si wanita itu mencari. Ke hutan, ke sungai, ke laut, ga ketemu juga. Si wanita berpikir, aduh jangan-jangan anakku diculik jin halus.
Tolooongggg...
Ga ketemu-ketemu juga, si wanita itu balik kerumah dan ketemu sama si lelaki. Si wanita itu menceritakan semua usahanya dalam mencari si bayi. Waktu si wanita nyeritain semua ceritanya, tiba-tiba tercium bau sesuatu yang aneh. Aneh banget. Bau nasi goreng ga begini kali. Indra penciuman sepasang kekasih itu makin merangsang ada sesuatu yang ga beres. Si wanita dan si lelaki itu akhirnya mencari sumber bau tersebut (dengan pake masker). Baunya berasal dari meja itu. Ya, meja itu, batin si wanita. Mereka berdua mendekat, perlahan-lahan, karena mereka takut itu mungkin bau dari monster jahat. Saat melihat ke bawah meja, tuuuuuuinnggggg....
Ada seorang bayi yang jongkok dengan mata merah, dan tampaknya kejang-kejang gitu. Dan diketahuilah sumber bau misterius tersebut. Bayi itu ternyata pup dibawah meja. Masya Allahh...
Ketika diajak keluar, terlihatlah celananya yang kuning bekas pup.
Misteri bayi imut yang hilang terpecahkan.
Dan satu lagi kegeblekan si bayi.
Si bayi diajak sama si wanita dan si lelaki ke rumah sanak keluarganya yang tak begitu jauh.
Pertemuan keluarga itu mengharuskan sepasang kekasih itu ngobrol dengan waktu yang lama. Akhirnya, si bayi tak terurus lagi. Selesai cipika-cipiki, sang kekasih itu kembali panik. Anak mereka hilang! Hilang untuk kesekian kalinya!
Mereka kalang kabut mencari si bayi yang doyan hilang kaya setan itu. Mereka nyari ke hutan, ke sungai, ke laut ga ketemu juga. Jangan-jangan ni anak nyasar ke toko buku! (lho? ga nyambung). Dan mereka kembali menyusuri setiap sudut rumah. Bau aneh itu kembali tercium. Bau aneh yang sempat menyerang rumah si wanita dan si lelaki. Bingung darimana asal muasal bau itu, mereka mencari. Mencari disana, mencari disini. Akhirnya mereka terdiam di suatu tempat. Tepat di depan meja makan. Mereka semua menengok ke bawah meja. Dan......
Jeenggg..jenggggg...
Terdapat seorang anak bayi yang sedang duduk sibuk ngeden!
Demi Allah ni anak, tiap kali di bawah meja pasti dia pup.
Mungkin motto hidup yang cocok buat tuh si bayi: "Di mana ada meja, disitu gue pup"
Ketika bayi itu diangkat, terlihatlah pup nya "lenyek" jadi gepeng karena diduduki bayi itu.
Ckckck... (parah)
Si wanita dan si lelaki cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak sulung mereka.
Hingga sampai si bayi itu tumbuh dewasa.
Untungnya dia ga pup sembarangan lagi di bawah meja seperti masa kecilnya.
Lalu, orangtua gue berfirman:
"Itulah kecanggungan suami-istri waktu memiliki anak pertama. Ga tau apa yang mesti dilakuin. Kalo ni anak mau pipis, bingung. Malah ngambil kaleng susu. Kalo anak mau pup, ga disuruh di tempet yang bener. Eh, malah pup di bawah meja."
pesan moral: ajarilah anak anda dengan hal yang benar, jangan dengan sesuatu yang konyol
Based on real life, katanya.
Gini nih ceritanya.
Pada suatu kehidupan di dunia ini, ada sepasang kekasih yang baru saja menikah. Sang lelaki berasal dari kota kecil bernama Rantau, dan sang wanita berasal dari kota dodol Kandangan.
Setelah beberapa bulan menikah, sepasang kekasih ini berhasrat ingin mempunyai momongan. Bingung. Kata itu yang hinggap di benak sepasang kekasih ini. Mereka bingung lantaran ga tau caranya bikin anak. (waduh, katro banget nih, cara bikin anak aja ga tau). Alhasil, mereka berdua asal-asalan aja bikin anak. Si lelaki itu menumpahkan sperma nya di dalam rahim sang wanita begitu saja. (mungkin cuma sodok, keluar, selesai).
Mereka berdua nunggu. Nunggu apa hasil keluarnya sang sperma lelaki di rahim si wanita itu berhasil mengalami metamorfosis.
Dan, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, maka lahirlah ke dunia seorang bayi laki-laki gempal, lucu, nan imut. Dengan tangisan nya yang keras meronta-ronta sampai membangunkan tetangga sebelah rumah. Sang bayi itu sambil mencoba meraih susu dari payudara sang wanita. (mungkin si wanita berpikir, ini anak kalo udah besar kiranya bakal jadi apa?). Karena dari bayi kelakuannya suka aneh-aneh saja. Dari mulai gonta-ganti BH, karena si wanita itu sering cidera di bagian dada.
Kenapa? Gara-gara sang bayi itu suka ngamuk kalo dikasih susu bubuk yang disajikan lewat dot, karena dia pengennya langsung dari yang bisa disedot. Sepasang kekasih itu kadang repot mengurus anak bayi sekecil itu.
5 tahun kemudian...
Singkat cerita, sang bayi itu mulai menginjak setengah anak-anak. Dimana dia udah ga suka yang namanya "susu cepat saji". Tapi, si bayi itu mulai menampakkan kelakuan anehnya yang lain.
Sepasang kekasih itu kalo tidur bareng sama bayi 5 tahun itu. Tiap tengah malam, mereka pasti kebangun karena si bayi itu selalu pingin pipis. Karena jaman dulu ga ada yang namanya "kura-kura tempat pup", maka ide sang couple itu ngambil kaleng susu. Si bayi itu dididik untuk buang hajat disana.
Cuuuuuuurrrrr.... kleeeenggg..klleeeennggg..
Suara air terjun Mandiangin mengguyur membasahi kaleng susu tersebut.
Yang lebih parah...
Si bayi itu selalu pup sembarangan.
Saat itu, si wanita panik mencari anaknya yang hilang. Kemana-mana si wanita itu mencari. Ke hutan, ke sungai, ke laut, ga ketemu juga. Si wanita berpikir, aduh jangan-jangan anakku diculik jin halus.
Tolooongggg...
Ga ketemu-ketemu juga, si wanita itu balik kerumah dan ketemu sama si lelaki. Si wanita itu menceritakan semua usahanya dalam mencari si bayi. Waktu si wanita nyeritain semua ceritanya, tiba-tiba tercium bau sesuatu yang aneh. Aneh banget. Bau nasi goreng ga begini kali. Indra penciuman sepasang kekasih itu makin merangsang ada sesuatu yang ga beres. Si wanita dan si lelaki itu akhirnya mencari sumber bau tersebut (dengan pake masker). Baunya berasal dari meja itu. Ya, meja itu, batin si wanita. Mereka berdua mendekat, perlahan-lahan, karena mereka takut itu mungkin bau dari monster jahat. Saat melihat ke bawah meja, tuuuuuuinnggggg....
Ada seorang bayi yang jongkok dengan mata merah, dan tampaknya kejang-kejang gitu. Dan diketahuilah sumber bau misterius tersebut. Bayi itu ternyata pup dibawah meja. Masya Allahh...
Ketika diajak keluar, terlihatlah celananya yang kuning bekas pup.
Misteri bayi imut yang hilang terpecahkan.
Dan satu lagi kegeblekan si bayi.
Si bayi diajak sama si wanita dan si lelaki ke rumah sanak keluarganya yang tak begitu jauh.
Pertemuan keluarga itu mengharuskan sepasang kekasih itu ngobrol dengan waktu yang lama. Akhirnya, si bayi tak terurus lagi. Selesai cipika-cipiki, sang kekasih itu kembali panik. Anak mereka hilang! Hilang untuk kesekian kalinya!
Mereka kalang kabut mencari si bayi yang doyan hilang kaya setan itu. Mereka nyari ke hutan, ke sungai, ke laut ga ketemu juga. Jangan-jangan ni anak nyasar ke toko buku! (lho? ga nyambung). Dan mereka kembali menyusuri setiap sudut rumah. Bau aneh itu kembali tercium. Bau aneh yang sempat menyerang rumah si wanita dan si lelaki. Bingung darimana asal muasal bau itu, mereka mencari. Mencari disana, mencari disini. Akhirnya mereka terdiam di suatu tempat. Tepat di depan meja makan. Mereka semua menengok ke bawah meja. Dan......
Jeenggg..jenggggg...
Terdapat seorang anak bayi yang sedang duduk sibuk ngeden!
Demi Allah ni anak, tiap kali di bawah meja pasti dia pup.
Mungkin motto hidup yang cocok buat tuh si bayi: "Di mana ada meja, disitu gue pup"
Ketika bayi itu diangkat, terlihatlah pup nya "lenyek" jadi gepeng karena diduduki bayi itu.
Ckckck... (parah)
Si wanita dan si lelaki cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak sulung mereka.
Hingga sampai si bayi itu tumbuh dewasa.
Untungnya dia ga pup sembarangan lagi di bawah meja seperti masa kecilnya.
Lalu, orangtua gue berfirman:
"Itulah kecanggungan suami-istri waktu memiliki anak pertama. Ga tau apa yang mesti dilakuin. Kalo ni anak mau pipis, bingung. Malah ngambil kaleng susu. Kalo anak mau pup, ga disuruh di tempet yang bener. Eh, malah pup di bawah meja."
pesan moral: ajarilah anak anda dengan hal yang benar, jangan dengan sesuatu yang konyol
0 komentar:
Posting Komentar