Senin, 26 Juli 2021

Bayulicious Kembali...

Well,
ini bukan yang pertama kalinya gue mencoba menulis kembali di media ini.
Sudah yang kesekian kali, gue mencoba muncul kembali ke permukaan setelah hiatus yang lumayan panjang. Beberapa tahun ke belakang ini, sudah tidak terhitung lagi ada begitu banyak cerita yang tidak bisa gue ceritakan lewat tulisan.

Tahun kemaren, gue sempet nyoba bikin podcast. Ya, podcast bala-bala hasil kegabutan gue di tengah masa pandemi. Disana, dalam beberapa episode, gue sempet cerita soal bagaimana kehidupan gue saat itu yang menjadi anak perantauan di ujung utara Kalimantan. Gue cerita tentang apa-apa yang gue rasain saat itu. Bagaimana sudut pandang gue terhadap sesuatu hal. Ada juga beberapa curhatan yang ikut masuk disana.

Intinya, gue sudah mencoba untuk bercerita kembali.
Walaupun dengan media yang berbeda.

Tetapi seiring berlalunya waktu, gue merasa gue bukanlah tipe pencerita yang harus mengeluarkan semuanya secara lisan. Gue tau, gue orangnya agak-agak susah buat ngomong, yah, bukan artinya gue gagu ato bisu, tapi maksudnya gue itu orangnya bukan orang yang suka ngomong. Agak-agak pendiem lah, sedikit introvert mungkin, walaupun gue gamau mengakui hal itu. Makanya setelah gue bikin podcast beberapa episode absurd itu, gue memutuskan buat : yaudahlayaaa..gausah sok-sok bikin podcast.

Setelah sekian lama tidak menuangkan isi kepala lewat kata-kata, wawasan literasi gue jadi semakin melemah. Bikin kalimat asal-asalan, kosakata tidak beraturan, kos-kosan kosong gada orang. Oke, tidak nyambung.

Yah,
kayaknya gue suka buat nulis aja deh. Mencoba untuk kembali menekuni hobi lama.
Menulis dan membaca.
Itu buku-buku yang gue beli di Gramed aja masih ada yang kebungkus plastik belum gue baca. Berbulan-bulan cuman buat menuhin meja gue doang. Apa gue harus buka jasa rental buku ya? Tapi masa iya si, zaman sekarang masih ada orang yang demen baca buku. Hehe.

Entahlah, ada atau tidaknya orang yang baca buku, atopun baca tulisan gue ini, setidaknya gue bisa merasa enjoy dan rileks ketika mengeluarkan apa-apa yang gue pikirin dan gue rasain lewat menulis. Gue merasa bisa jujur dengan gue sendiri. Karna gue merasa, cuman gue, seorang Bayu yang bisa memahami dirinya sendiri.

Terima kasih buat semua yang sudah menjadi pembaca Bayulicious sejak dibuatnya blog ini hingga sekarang. Terima kasih juga untuk kalian yang sudah rela menghabiskan menit-menit berharganya untuk mengklik dan membaca tulisan abstrak ini.

Over and out!

(nanti mau nulis apa lagi yah..?)
Share:

Minggu, 31 Mei 2020

Sebuah Transisi...

Yak.
Ini dengan gue.
Lagi.

Pernah ngerasain gak sih semua hal yang kalian lakuin setiap hari, entah itu aktivitas kerja ataupun berbagai macam pengalaman dalam kehidupan, berjalan, mengalir kemudian berlalu begitu saja? Tidak ada satu pun perubahan yang terjadi, monotonitas selalu menjadi bagian yang dekat dengan keseharian kalian. Tidur, bangun, mandi, makan, kerja, tidur, makan. Semua selalu terjadi berulang. Setiap hari nya. Setiap minggu nya.

Akhir-akhir ini gue merasa, setidaknya setelah dua bulan belakangan ini gue tidak merasa ada perubahan habit yang signifikan dalam hidup. Kegiatan sehari-hari gue seakan tidak menghasilkan hal yang positif. Bagaimana tidak, di tengah wabah yang sedang melanda dunia ini, keseharian gue kebanyakan berada di dalam kamar, dan ini menjadikan gue sebagai pribadi yang sangat tidak produktif.

Perubahan ini sangat gue rasakan tatkala mengingat di saat tiga tahun terakhir gue masih bisa bersahabat dengan buku. Di saat itu gue bener-bener bisa memproduksi kata demi kata untuk dijadikan sebuah bahan bacaan untuk diri gue sendiri. Dulu mengarang cerita menjadi kegiatan wajib gue setiap harinya. Apa yang gue lihat, apa yang gue alami dan rasakan selalu saja bisa menjadi kalimat abstrak yang gue tuangkan dalam sebuah notes. Entah apa yang salah, namun gue berkesimpulan karena gue, ya emang malas.

Mungkin ini adalah sebuah transisi dalam menjalani kehidupan.

Dulu saat masa sekolah, kita masih punya banyak waktu luang untuk have fun, mencari pengalaman-pengalaman baru untuk mengasah diri. Beban hidup yang minim seakan tidak menghambat sedikit pun otak kita untuk mengeluarkan ide-ide kreatif. Dan masa itu sudah kita lewati. Sekarang, kita dihadapkan oleh sebuah kenyataan kalau kita sudah beranjak menjadi seseorang yang dewasa. Pola pikir yang sudah matang, menuntut kita untuk merubah diri menjadi pribadi yang bertanggungjawab akan semua hal. Sebuah pekerjaan mungkin sudah kalian jalani sekarang ini. Dan ketersediaan waktu untuk sekedar kongko-kongko bersama teman ataupun quality time bersama keluarga menjadi sangat terbatas. Pun dengan hobi kita, yang sedikit demi sedikit menjadi terkikis habis oleh waktu.

Yah, siap gak siap kita semua pasti akan menghadapi season baru dalam hidup. Mungkin sama halnya dengan pergantian musim, ada hal-hal yang perlu kita siapkan juga untuk menghadapinya. Karena seperti kata orang bijak: persiapan yang baik, akan membuahkan hasil yang baik juga. Hope for the best, but prepare for the worst.

Gue jadi mikir, persiapan apa yang sudah gue siapkan sekarang ini?
Skill apa yang perlu gue siapkan untuk dipakai di masa depan?

Gue sadar, dengan pekerjaan gue sekarang, gue masih minim ilmu. Practice komunikasi berbicara bahkan sosialisasi gue masih dirasa kurang matang. Padahal, practice itu tidak akan terwujud tanpa adanya action dari kita sendiri. Rencana tanpa action ibarat kalian suka sama seseorang, tetapi tidak pernah diungkapkan. Tidak akan terealisasi, tidak akan pernah jadian. Sesimpel itu.

Kita cuma harus berusaha dan berjuang untuk tetap selalu mampu melampaui segala lika-liku kehidupan. Berusaha dan selalu berjuang dengan diri sendiri. Tidak perlu berkompetensi dengan orang lain. Karena kita semua diciptakan unik dan mempunyai tujuan yang berbeda-beda.

Akhir kata,
fight for what you think is worth fighting for.
Jangan lupa untuk selalu berdoa dan bersyukur.
Karena selain kreatifitas, jiwa kita juga perlu untuk dirawat.

So,
play along,
good or bad, cobalah untuk stay in the game.
Always try to win it.
Share:

Kamis, 31 Mei 2018

Tidak Sesering Dulu Lagi...

Postingan kali ini gue tulis dilatarbelakangi postingan gue yang terakhir. Jadi apabila yang masih belum tau, gue saranin liat dulu tulisan gue tentang hobi. Karena tulisan kali ini berkaitan dengan salah dua hobi gue.

Akhir-akhir ini gue udah sangat jarang sekali menulis di blog. Udah sekitar hampir satu tahunan sejak postingan gue yang terakhir bulan September di tahun 2017. Dan seperti biasanya, blog gue sekarang udah kayak mantan kebanyakan. Tidak diperhatikan lagi. Diacuhkan.

Penyebab gue jadi jarang nulis bukan karna tanpa alasan. Tapi... emang ada alasannya sih. Alasan yang paling mendasar adalah gue udah gak punya waktu buat nulis. Entah itu nulis di blog, nulis di notepad, ataupun nulis di notes henpon. Biasanya gue selalu nyempetin nulis apapun di notes henpon apapun yang gue alami dan gue rasakan setiap harinya, walopun cuma satu kalimat dua kalimat, tapi intensitas gue nulis masih sering. Sekarang ini waktu dan pikiran gue udah kebagi.

Pagi-pagi gue udah masuk kerja dan sore hari baru pulang. Kalo gak bolos sih. Waktu yang gue punya di rumah gue manfaatin full buat istirahat. Kadang gue bisa ketiduran sampe lewat jam makan malam. Bahkan sekarang di bulan Ramadhan ini, gue sambilan ikut les musik di sore hari sehabis jam kerja. Belum lagi gue harus ngurus rumah dan ngurus kehidupan pribadi. Eniwei, gue hidup disini masih sendiri. Jadi apa-apa yang gue lakuin masih sendiri tanpa dibantuin orang lain. Waktu buat nulis pun jadi sangat terbatas.

Ada yang pernah bilang, jarang nulis itu berarti akibat dari jarang membaca. Well, ini juga gue akui gue jarang sekali membaca akhir-akhir ini. Yah terkecuali membaca caption di sosmed. Dua kali gue ke Gramedia, berharap bisa nimbulin hasrat buat membaca lagi, 3 novel yang gue beli cuman bisa ditutupin debu di atas meja.

Mungkin karna gue jarang membaca, gue jadi sangat susah buat nulis lagi. Kalopun gue bisa nulis kembali, gaya penulisan gue udah gak bisa seperti dulu. Keinginan gue untuk berbagi pengalaman kepada pembaca blog gak bisa gue wujudin tanpa menulis.

Sedikit demi sedikit gue berusaha untuk menyisihkan sebagian waktu untuk menulis di layar putih blog ini. Mungkin gak bisa sesering dulu lagi, tapi dalam satu bulan, gue janjiin bakalan ada update cerita kehidupan gue disini.

Bah, janji janji lagi dah gue!

jika ingin mengenal dunia, membacalah.
dan jika ingin dikenal dunia, menulislah!

Share:

Selasa, 19 September 2017

Sekilas Tentang Hobi...

Hobi itu sebenernya menurut kalian apa sih?

Apakah hobi itu sebuah rutinitas yang sering dilakukan di waktu luang kita? Apakah hobi itu adalah semacam kegiatan rekreasi untuk sekedar menenangkan pikiran? Atau apakah hobi itu cuma sebatas kegiatan yang kita lakuin di saat kita merasa bosan?

Mungkin dari kalian bisa mempunyai definisi dan makna hobi itu masing-masing. Pribadi gue memaknai hobi itu macem-macem. Bukan hanya sebatas kegiatan yang sering gue lakuin tiap hari atau kegiatan penghilang stres. Banyak banget hal yang dapet gue ambil dari melakukan hobi. Ya, salah satunya sebagai wadah bersosialisasi dan bertemu teman baru.

Awalnya gue termasuk orang yang mageran, atau dengan kata lain suka malas-malasan dan suka mengurung diri di kamar. Tiap pulang sekolah gue pasti langsung mengunci pintu kamar dan tidur sampe sore hari. Malam harinya pun sama. Setelah selesai menyantap makan malam, gue langsung naik ke kamar dan mengurung diri lagi. Gituuu aja terus hampir tiap hari. Tapi gue mengurung diri di kamar bukan hanya untuk tidur nyari iler, terkadang juga gue suka baca-baca buku koleksi gue sambil tiduran. Bukan buku pelajaran, tapi gue sering baca buku novel teenlit. Yah ujung-ujungnya juga gue bakalan ketiduran karena mata gue udah lelah membaca. Inti rumusnya gini dah : KAMAR + BAYU = TIDUR !

Kebiasaan buruk gue itu pun akhirnya ditegur keras sama orangtua dan menyuruh gue agar belajar bersosialisasi dengan orang lain, bukan hanya bercengkerama dengan bantal guling di dalam kamar.

Perlahan, gue mulai ikut untuk bergabung di komunitas offroad yang waktu itu papa gue geluti. BJC (Bastari Jeep Club) nama komunitasnya. Setiap sore pasti selalu terdengar suara mesin mobil yang berisik itu dihidupkan. Sebelum siap untuk diturunkan ke lapangan, papa gue sibuk di balik kap mobil. Gue cuman bisa ngeliatin papa mempreteli mesin-mesin, karena gue gak tau apa-apa soal otomotif. Seiring berjalannya waktu dan semakin sering gue ikut kumpul, gue akhirnya diizinkan papa untuk membawa mobil offroad itu sendiri.

Setelah sekian tahun, medan untuk lapangan offroad mulai dialihfungsikan oleh pemerintah untuk proyek pembangunan. Kegiatan rutin gue tiap sore untuk turun ke lapangan offroad menjadi terhenti. Kakak sepupu gue yang melihat gue kembali menjadi anak kamaran, mulai mengajak untuk ikut di komunitas pecinta sepeda. Kebetulan komunitas ini juga diikuti oleh papa. Iya, papa gue memang punya banyak hobi. Hampir semua hobi beliau gue wariskan sampai sekarang ini. Termasuk hobi suka tidur. Ya, itulah alasannya mengapa gue suka tidur-tiduran di kamar. Jadi gak usah penasaran lagi.

Baidewei, komunitas pecinta sepeda itu disebut RACAV (Rantau Cycling Adventure). Agak-agak keren asoy gimana gitu kan namanya. Waktu itu gue enjoy banget gabung di komunitas RACAV. Anggotanya bukan cuma orang-orang dewasa seperti di BJC, tapi ada dari berbagai kalangan usia. Dari anak-anak kecil plestek sampai om-om yang punya istri dua juga ikut di komunitas itu. Disana banyak temen kecil gue dulu bahkan senior gue sewaktu masih di pendidikan. Selama di komunitas itu, gue pernah sekali ikut event Konvoi Penyambutan Piala Adipura Kabupaten.

Di waktu itu gue bener-bener bisa menikmati hobi gue. Gue jadi bisa belajar hidup dari apa yang gue sukai. Namun untuk sekarang ini adalah hal yang berbeda. Seiring waktu berjalan, gue semakin tumbuh menjadi orang dewasa. Waktu yang dulu ada selalu dihabiskan untuk bersenang-senang, sekarang mulai terkikis seiring usia gue yang semakin hari semakin menua. Sekarang waktu yang gue miliki sangat terbatas, gue sekarang udah kerja, sepulang kerja waktu yang gue punya gue manfaatin buat istirahat. Sangat sedikit waktu yang gue punya untuk kembali melakukan hobi-hobi gue.

Untuk kalian yang masih dalam usia muda, manfaatkan lah waktu kalian untuk melakukan hal-hal yang kalian sukai.

Karena ketahuilah,
di usia yang akan datang, beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan ke depan,
kalian akan hanya bisa mengenang hal-hal yang kalian sukai.
Share:

Sabtu, 19 Agustus 2017

Mengenai Perasaan (1)

Jujur saja.

Membuka hati yang pernah hancur itu seperti membuka pintu yang engselnya rusak. Susah untuk diperbaiki, kecuali diganti dengan engsel yang baru.

Masih teringat, ketika pintu masih bisa terbuka dan gue menyilakan seseorang untuk masuk ke dalam hidup gue. Di saat itu gue bener-bener merasa seperti anak kecil yang dikasih mainan. Sangat bahagia sekali.

Beberapa waktu yang gue jalani bersamanya memang tidak lama. Bukan karena gue tidak berusaha. Tetapi, ya, gue memang bodoh. Kenapa tidak bisa memperjuangkan orang yang memang tidak mereka sukai. Bukannya tetap mempertahankan perasaan di ujung tombak yang runcing, gue malah menjatuhkan diri sendiri. Menjauh. Menghindar.

Berharap gue tidak memberikan hati yang lebih dan mencoba agar dia bisa melupakan gue secara perlahan.

Semua itu tidak bisa gue pungkiri, setelah gue terjun ke dalam dunia yang sesungguhnya, kita tetap dipertemukan kembali. Dan sekarang kita seperti dua orang asing yang baru berkenalan. Mengeluarkan kata-kata yang dulu sangat mudah untuk dicerna kita berdua, sekarang seakan itu adalah hal yang sangat sangat haram untuk diucapkan. Gue tidak seperti orang lain yang mudah melupakan seseorang maupun kenangan-kenangannya. Tapi gue adalah orang yang berusaha untuk melupakan.

Entah benar atau tidak, yang gue denger dari adek sendiri, masih ada sedikit rasa perhatian yang muncul. Atau mungkin saja kamu memang cuma sekedar ingin bertanya. Gue tidak tau. Yang jelas, gue mendengar hal itu sempat membuat gue bimbang untuk memulai lagi.

Memulai lagi? Setelah berkali-kali?

Mungkin tidak akan terjadi.
Tapi entahlah, gue sangat bimbang sekarang.

Gue tau persis bagaimana rasanya dikecewakan. Dan itu sakit banget. Bukan cuma sekali kamu dikecewakan, tapi sudah yang kedua kalinya. Gue tau itu sangat berat dan rasa sakit yang dirasakan mungkin masih membekas sampai saat ini. Bahkan mungkin ada selintas pikiran bahwa: "ah, ngapain aku berusaha lagi? toh nantinya aku bakal dikecewain lagi. ini tidak akan terulang untuk yang ketiga kalinya"

Penyesalan itu memang datang di akhir sebuah kisah. Dan itu memang benar adanya. Gue tidak tau bagaimana menghadapi hari ke depan di saat kita berjumpa kembali. Rasa ingin memiliki itu masih ada dalam hasrat di dalam diri gue. Tapi setelah semua yang terjadi... aahhh...

Untuk hati yang pernah dikecewakan, gue minta maaf. Bukan salah kalian atau keadaan yang tidak merestui, melainkan karena kebodohan dan keegoisan diri gue sendiri.

Jujur, gue ingin memutarbalikkan waktu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gue di masa lalu.

Karena sampai sekarang,
gue masih dibayangi oleh begitu banyak rasa penyesalan,
dan mungkin,
kita tidak bisa berbahagia seperti dulu lagi.

mayoritas
Share:

Jumat, 18 Agustus 2017

Isi Sendiri

Meningkatnya jumlah usia seseorang berbanding lurus dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya.



Akhir-akhir ini gue emang lagi sibuk banget. Iya tau gue sibuk terus, terserah lu dah mau bilang apaan. Lu gak tau hidup gue disini kek gimana apa yang gue jalanin, gausah komen sok, gak tau apa-apa lu. Cuman ngandelin sosmed doang. Sambel.

Kadang gue sebel ada orang gituan. Cuman bisa komen-komen mulu ngasih kata-kata pedes yang gak enak didenger telinga gue. Kalo kata gue sibuk ya sibuk, hidup lu aja yang diurusin jangan hidup orang lain. Huh. Garem.

Tapi di sela itu,
gue mau bilang kalau.. masa pendidikan gue di IPDN udah selesai.
Alhamdulillahirabbilalamin.

Ada begitu banyak cerita yang gak sempet disampaikan di blog ini. Bagaimana gue berjuang di masa-masa akhir pendidikan yang sangat rawan akan deviasi. Dari bagaimana gue melewati sidang laporan akhir, berjuang panas-panasan gladi wisuda dan pelantikan setiap harinya, bertahan dalam mata yang berat saat penyampaian stadium general, berbagi suka dan duka di acara malam Gelar Purna Praja, sampai mengalami kepanikan yang amat sangat karena sesuatu hal.

Gue gak mengira kalau tingkat akhir kemaren adalah saat-saat yang super sibuk. Sibuknya gue membuat waktu luang yang ada gue isi dengan istirahat. Selama hari-hari sidang udah kelar, laptop gue terkunci dengan rapat di lemari dan sama sekali gak pernah gue buka. Bahkan henpon cuman gue pake buat dengerin lagu dan gak pernah gue isi dengan notes. Intinya, gue gak sempet bercerita dengan para stalker pembaca.

Dan saat ini pun gue ragu bakal bisa produktif lagi, dengan keadaan gue yang sekarang dan beberapa pekerjaan yang dihadapi sekarang ini. Kalau ada kesempatan, insyaallah akan gue bagi waktu untuk sekedar mengisi postingan, walaupun cuma sedikit.

Oke segitu aja dulu, nanti tulisan cerita gue akan dirapel dalam beberapa hari ke depan. Besok sabtu, dan besok lusa adalah minggu. Semoga hari libur ini bisa gue manfaatin dengan baik. Gue aja sampai saat ini belum ketemu dan kumpul bareng sama temen-temen. Huh..

Oya, catatan tambahan:
Mohon tanggapi dengan bijak dua paragraf yang gue tulis diatas. Bukan menghujat ataupun merendahkan. Karena tidak cukup sekedar kode bagi gue untuk bilang bahwa "GUE TIDAK INGIN DIGANGGU DAN BERHUBUNGAN ROMANTIS UNTUK SAAT INI"
Share: