To the point:
Gue pernah menjalin hubungan dengan seseorang; teman kuliah, teman seperjuangan, teman satu angkatan. Masing-masing dari orangtua kita tidak menyetujui, dengan alasan 'jangan menjalin hubungan serius dengan orang berbeda prinsip'. Awalnya gue ngotot mempertahankan hubungan, karena masih ada pihak yang menyetujui, hingga akhirnya di tahun ke-2 gue menyudahi hubungan dengan perempuan ini karena perbedaan prinsip agama dan pandangan hidup yang tidak sejalan.
Di saat gue pusing akibat masalah itu, gue jadi deket dengan seseorang, yang sebenernya dulu pernah gue suka.
Baidewei, orangtua gue pernah bilang jangan sampai terlalu dekat dengan dia, dengan beberapa alasan tertentu. Mereka berkeras dan memberikan wejangan yang menurut mereka baik buat gue. Namun, setelah beberapa waktu berjalan, gue hampir sering ketemuan sama dia. Dan di saat itu dia menanyakan sesuatu hal kepada gue:
apakah benar gue sudah putus?
Spontan gue menjawab pertanyaan itu dengan jujur.
Di saat itu juga gue jadi bercerita, bagaimana awalnya gue bisa kenal dan dekat hingga mengakhiri hubungan seperti ini. Dia hanya diam dan mendengarkan. Seakan dia ngerti banget dengan keadaan gue. Dan jujur saja, sekarang gue emang gak mau pacaran. Gue pengen nenangin diri dulu untuk sementara. Berteman dengan banyak orang. Hal ini gue ungkapkan kepada dia, dengan dalih gue gak mau menjalin hubungan yang serius untuk pacaran. Cukup dengan berteman. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, dengan kita jadi sering saling hubungin satu sama lain, dia udah nganggep gue beda. Setiap hari dia selalu vcall, dan gak bisa kalau satu hari saja gue gak hubungin dia. Gue rasa, gue udah terlalu jauh, dan hubungan 'teman' tidaklah seperti ini.
Lambat laun, gue mulai menjauh. Berusaha mencari celah untuk diam dan memberi isyarat kalau gue gak mau dalam keadaan yang seperti ini. Dan sampai saat sekarang, gue udah gak berhubungan dengan dia lagi. Gue hanya mencari teman-teman baru, mencari pengalaman-pengalaman baru, bukan berarti dengan bertemu orang baru gue bakalan langsung suka dan jatuh cinta. Enggak.
Gue bukan orang yang seperti itu.
Disini gue bakal bilang, kalau:
kenyataan yang ada terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita mau.
Dan, apa yang dikatakan orangtua memang benar, tidak ada yang salah dengan nasehat mereka, apa yang mereka bilang tidak maka berarti tidak,
karena
mereka telah lama dan 'berpengalaman' menjalani hidup sebelum kita.
So,
I'm so sorry...
(PS: postingan ini adalah tulisan beberapa bulan yang lalu sebelum diedit dan bisa dipublikasikan hari ini)
Gue pernah menjalin hubungan dengan seseorang; teman kuliah, teman seperjuangan, teman satu angkatan. Masing-masing dari orangtua kita tidak menyetujui, dengan alasan 'jangan menjalin hubungan serius dengan orang berbeda prinsip'. Awalnya gue ngotot mempertahankan hubungan, karena masih ada pihak yang menyetujui, hingga akhirnya di tahun ke-2 gue menyudahi hubungan dengan perempuan ini karena perbedaan prinsip agama dan pandangan hidup yang tidak sejalan.
Di saat gue pusing akibat masalah itu, gue jadi deket dengan seseorang, yang sebenernya dulu pernah gue suka.
Baidewei, orangtua gue pernah bilang jangan sampai terlalu dekat dengan dia, dengan beberapa alasan tertentu. Mereka berkeras dan memberikan wejangan yang menurut mereka baik buat gue. Namun, setelah beberapa waktu berjalan, gue hampir sering ketemuan sama dia. Dan di saat itu dia menanyakan sesuatu hal kepada gue:
apakah benar gue sudah putus?
Spontan gue menjawab pertanyaan itu dengan jujur.
Di saat itu juga gue jadi bercerita, bagaimana awalnya gue bisa kenal dan dekat hingga mengakhiri hubungan seperti ini. Dia hanya diam dan mendengarkan. Seakan dia ngerti banget dengan keadaan gue. Dan jujur saja, sekarang gue emang gak mau pacaran. Gue pengen nenangin diri dulu untuk sementara. Berteman dengan banyak orang. Hal ini gue ungkapkan kepada dia, dengan dalih gue gak mau menjalin hubungan yang serius untuk pacaran. Cukup dengan berteman. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, dengan kita jadi sering saling hubungin satu sama lain, dia udah nganggep gue beda. Setiap hari dia selalu vcall, dan gak bisa kalau satu hari saja gue gak hubungin dia. Gue rasa, gue udah terlalu jauh, dan hubungan 'teman' tidaklah seperti ini.
Lambat laun, gue mulai menjauh. Berusaha mencari celah untuk diam dan memberi isyarat kalau gue gak mau dalam keadaan yang seperti ini. Dan sampai saat sekarang, gue udah gak berhubungan dengan dia lagi. Gue hanya mencari teman-teman baru, mencari pengalaman-pengalaman baru, bukan berarti dengan bertemu orang baru gue bakalan langsung suka dan jatuh cinta. Enggak.
Gue bukan orang yang seperti itu.
Disini gue bakal bilang, kalau:
kenyataan yang ada terkadang tidak sejalan dengan apa yang kita mau.
Dan, apa yang dikatakan orangtua memang benar, tidak ada yang salah dengan nasehat mereka, apa yang mereka bilang tidak maka berarti tidak,
karena
mereka telah lama dan 'berpengalaman' menjalani hidup sebelum kita.
So,
I'm so sorry...
(PS: postingan ini adalah tulisan beberapa bulan yang lalu sebelum diedit dan bisa dipublikasikan hari ini)
0 komentar:
Posting Komentar