#backsound Let Me Take You There - Plain White T's
Udah engga terasa, gue hampir menyelesaikan semua level di seleksi CPNS Calon Praja IPDN. Besok adalah tes terakhir gue di provinsi sebelum penentuan akhir di Jatinangor pusat. Jadi bisa dianalogikan sebuah game, gue udah berada di babak semi final.
Saat ini, dihadapan gue cuma ada tumpukan soal-soal yang harus gue pelajari buat besok. Entah kenapa, gue merasa engga bisa semangat buat besok. Unmood... Kertas-kertas soal ini cuma gue bolak-balik doang, gue baca sekilas, gue tutup lagi. Pensil gue cuma tergeletak begitu saja di samping tumpukan soal. Seolah si pensil ini enggan menggoreskan tintanya disana (ya iyalah, pensil engga punya tinta, Nyet!).
Lalu, gue teringat akan sebuah buku. Buku catatan kecil yang gue beli di Solo bersama temen baik gue. Gue ambil buku catatan itu di dalam tas, terselip diantara tumpukan celana dalam gue. Gue cium.. hem, aromanya tetep wangi. Gue buka perlahan, lembar demi lembar. Isinya hanya satu lembar yang bertuliskan 'Semnas Farmasi'.
Iya, buku ini jarang gue tulis.
Akhirnya gue memantapkan diri gue untuk menulis. Menulis di buku catatan kecil ini. Menuangkan segala perasaan gue yang campur aduk. Sebuah catatan yang tak berarti. Sebuah coretan tulisan tangan di buku merah
bersambung...
Udah engga terasa, gue hampir menyelesaikan semua level di seleksi CPNS Calon Praja IPDN. Besok adalah tes terakhir gue di provinsi sebelum penentuan akhir di Jatinangor pusat. Jadi bisa dianalogikan sebuah game, gue udah berada di babak semi final.
Saat ini, dihadapan gue cuma ada tumpukan soal-soal yang harus gue pelajari buat besok. Entah kenapa, gue merasa engga bisa semangat buat besok. Unmood... Kertas-kertas soal ini cuma gue bolak-balik doang, gue baca sekilas, gue tutup lagi. Pensil gue cuma tergeletak begitu saja di samping tumpukan soal. Seolah si pensil ini enggan menggoreskan tintanya disana (ya iyalah, pensil engga punya tinta, Nyet!).
Lalu, gue teringat akan sebuah buku. Buku catatan kecil yang gue beli di Solo bersama temen baik gue. Gue ambil buku catatan itu di dalam tas, terselip diantara tumpukan celana dalam gue. Gue cium.. hem, aromanya tetep wangi. Gue buka perlahan, lembar demi lembar. Isinya hanya satu lembar yang bertuliskan 'Semnas Farmasi'.
Iya, buku ini jarang gue tulis.
Akhirnya gue memantapkan diri gue untuk menulis. Menulis di buku catatan kecil ini. Menuangkan segala perasaan gue yang campur aduk. Sebuah catatan yang tak berarti. Sebuah coretan tulisan tangan di buku merah
 |
| tulisan tangan apoteker labil |
bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar